Atasi Masalah Bangsa, Rektor Unair Dorong Sinergi
Rektor Unair Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak,
JOSSTODAY.COM - Sinergi antara pihak triple helix (akademisi, industri, dan pemerintah) perlu didorong agar kemiskinan bisa dientaskan dan angka pengangguran bisa ditekan. Muaranya, adalah kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Demikian pandangan Rektor Unair Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, dalam pernyataan pers diterima josstoday, hari ini. Menurut Nasih, integrasi antarlembaga riset diperlukan agar keterpakaian riset yang dihasilkan peneliti di perguruan tinggi dapat dihilirisasi oleh industri-industri. Ia mencontohkan, di luar negeri, triple helix itu bersinergi sehingga hasil-hasil riset digunakan oleh industri. Sebaliknya, di Indonesia, ia mengakui hasil riset masih banyak yang bermuara pada publikasi.
"Padahal tujuannya kita melakukan riset adalah untuk menggantikan produk-produk yang kita ekspor, dan digunakan oleh masyarakat Indonesia," tutur Nasih.
Agar hilirisasi terjadi, maka industrialisasi juga harus berkembang. Industri berbasis pemanfaatan sumber daya alam (SDA) perlu didorong karena masih banyak potensi SDA yang bisa dimanfaatkan. Kalangan perguruan tinggi telah memanfaatkan potensi SDA dalam kegiatan risetnya.
Contohnya di UNAIR. Peneliti di kedokteran dan farmasi sudah memanfaatkan SDA di Indonesia untuk membuat obat-obatan. Obat-obatan yang telah dikembangkan oleh peneliti UNAIR di antaranya pil KB untuk pria, obat untuk kanker payudara berbahan daun sambiloto, hingga vaksin untuk virus fli burung.
"Di UNAIR sudah melakukan riset-riset. Kita (Institute of Tropical Disease) mendapat penghargaan Pusat Unggulan IPTEK bidang kesehatan dan obat-obatan. Kita mendorong produk asli Indonesia dengan bahan baku asli Indonesia," terangnya.
"Kalau tahun sebelumnya banyak orang sakit dan membutuhkan terapi stem cell di luar negeri, UNAIR sudah mengembangkan terapi pengobatan itu. Jadi, orang-orang cukup berobat di Indonesia," papar Nasih dalam acara roadshow "Industri Pilihan dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045" yang diadakan Komite Ekonomi dan Industri Nasional bekerjasama dengan UNAIR, Sabtu (4/2).
Di bidang kedokteran hewan, pada November tahun lalu, peneliti UNAIR diminta oleh Menteri Pertanian untuk memproduksi semen beku sebanyak 20 ribu dosis agar kebutuhan protein hewani dalan negeri bisa tercukupi.
Dengan adanya, banyak riset unggulan yang telah dikembangkan para peneliti, Nasih menegaskan bahwa UNAIR siap bekerja sama untuk bersinergi dengan pihak industri dan pemerintah. (pih/ua)
unair industri kreatif