Sukses dengan Tokopedia, William Tanuwijaya Berbagai Spirit Bambu Runcing.

josstoday.com

William Tanuwijaya, di Gedung Pusat Robotika ITS, Rabu (15/3).

JOSSTODAY.COM - William Tanuwijaya memukau ratusan mahasiswa, dosen, civitas akademika bahkan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pagi itu. Pendiri Tokopedia ini memegang prinsip layaknya pejuang Surabaya di era perjuangan 10 November 1945 lampau.

“Sampai sekarang, saya terus memegang tiga prinsip semangat bambu runcing. Prinsip tersebut adalah keberanian, kegigihan, dan harapan. Akan sangat mudah menyatakan keberanian, tapi tanpa kegigihan dan harapan semuanya tidak akan menjadi nyata,” papar founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, di Gedung Pusat Robotika ITS, Rabu (15/3).

Di Kampus ITS, alumnus Bina Nusantara (Binus) Jakarta ini, membagikan pengalamannya dalam membangun Tokopedia. Pria 36 tahun ini mengakui, untuk membangun situs belanja online tersebut ia melewati proses yang tidak mudah, tapi semangat bambu runcing demikian menguatkan tekadnya untuk akhirnyameraih suksesnya sekarang.

Kata William Tanuwijaya, ide Tokopedia sendiri, hadir kali pertama sekitar sepuluh tahun yang lalu. William mengatakan ide itu hadir berangkat dari masalah kepercayaan masyarakat Indonesia untuk bertransaksi secara online. “Saya melihat permasalahan ini sudah berhasil dipecahkan oleh beberapa model bisnis di belahan dunia lain. Jadi saya merasa melihat peluang untuk juga diterapkan di Indonesia,” aku pria kelahiran 18 November 1981 ini.

Namun dalam prosesnya, ide William tidak serta merta menemukan solusi. Bersama rekannya, Leontinus Alpha Edison, William mengalami kesulitan menemukan promotor. Hal ini dikarenakan ide mereka dianggap merupakan sesuatu yang sulit direalisasikan. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Dan sekali lagi, mengambil filosofi semangat bambu runcing, dia terus bergerak maju melawan semua keraguan terhadap mimpi yang dimilikinya.

Kini semua kerja kerasnya telah terbayar tuntas. Tokopedia pun kini menjadi platform marketplace terbesar di Indonesia.  Mimpinya untuk memajukan perekonomian Indonesia lewat digital pun telah terwujud. Saat ini lebih dari 1,5 juta pengusaha yang memulai usahanya melalui Tokopedia.

William pun berpesan kepada seluruh mahasiswa ITS dan calon wisudawan ITS yang juga hadir di acara tersebut agar untuk tidak takut untuk bermimpi. “Pak Karno (Presiden RI pertama, red) saat membangun Indonesia memikul harapan yang besar agar Indonesia bisa terus merdeka. Sekarang usia Indonesia belum sampai 100 tahun, jangan sampai kita kehilangan kemerdekaan kita dalam bermimpi,” tutup William yang diikuti riuh tepuk tangan peserta.

Inisiatif Kantor Staff Presiden RI

Kehadiran William Tanuwijaya di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sendiri adalah rangakain dari tamu spesial untuk berbagi inspirasi dari kerjasama abtara ITS dengan Kantor Staf Presiden (KSP), dalam program KSP Goes to School.

Di depan ratusan peserta yang hadir, pria asal Pematang Siantar ini sengaja diminta berbagi pengalaman selama perjalanan suksesnya dalam membangun perekonomian digital di Indonesia dalam acara bertema Entrepreneurs Wanted!. Dari mulai masih titik nol hingga menjadi salah satu wirausahawan terbaik di Indonesia saat ini.

Acara ini merupakan seri kedua dari roadshow kegiatan KSP Goes to School ke beberapa kota di Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menyebarkan semangat kewirusahaan di kalangan pelajar dengan mengadakan talkshow di sekolah maupun perguruan tinggi bersama tokoh inspiratif di bidang entrepreneur.

Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MscES PhD, dalam sambutannya menyampaikan kepada mahasiswa, betapa penting peran seorang entrepreuner untuk memajukan sebuah negara. “Untuk menjadi sebuah negara maju dibutuhkan setidaknya empat persen pengusaha dari total penduduk yang dimiliki,” ujar guru besar Departemen Teknik Lingkungan tersebut.

Senada dengan Joni, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Denni Puspa Purbasari, mengatakan bahwa entrepreneur bisa menjadi jalan untuk mengabdi kepada bangsa. “Saat ini pemerintah sedang gencar memajukan pendidikan. Kita masih kekurangan entrepreneur untuk membuka lapangan pekerjaan, sehingga kita kekurangan investasi,” tutur Denni.

Dalam acara itu, juga hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi (Belmawa Dikti), Prof Intan Ahmad PhD.

Sebagai informasi, seri pertama KSP Goes to School berlangsung pada 4 Februari lalu, dengan menghadirkan Arif Rachmat, CEO Triputra Agro Persada yang disambut antusias sekitar 300 siswa SMAN 1 Teladan, Yogyakarta. (ru/its)

its pendidikan entrepreneur profil