Ini Komentar Pengprov Cabor di Jatim Terkait PON Dua Tahunan

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Pro dan kontra terus bermunculan dari stakeholder olahraga yang menanggapi keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terkait pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dua tahunan.

Tak hanya itu saja, PON yang dilaksanakan dua tahunan terbagi antara senior dan junior itu hanya mempertandingkan cabang olahraga (cabor) olimpik saja.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur, Mierza Muttaqien menolak keputusan itu. Karena, ia menilak tidak keputusan adil bagi cabor yang tidak mengikuti ajang-ajang multievent internasional.

"Pemerintah perlu untuk memperhatikan cabor-cabor non-olimpik. Karena, cabor non-olimpik tetap ada kejuaraan internasional bahkan dunia," ujar Mierza saat dihubungi, Sabtu (24/2/2018).

Tak hanya itu saja, cabor-cabor akan kesulitan mendapat sponsor untuk menggelar kejuaraan dan pembinaan jika targetnya tidak sampai tingkat internasional.

"Kita juga khawatir pada pembiayayaan ketika harus berangkat kejuaraan," ungkapnya.

Masalah anggaran juga disampaikan oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) yang juga pelatih kepala balap sepeda Jatim, Sugeng Tri Hartono.

"Saya kira memang untuk anggaran daerah akan cukup kesulitan ya, karena pelaksanaan setiap dua tahun," ujarnya.

Hanya saja, ia mengapresiasi inovasi tersebut karena arah dari olahraga Indonesia sudah jelas untuk berprestasi di kancah internasional.

Ia pun sangat mendukung untuk diberlakukan PON senior dan junior karena dapat memperlihatkan kualitas masing-masing atlet. "Jadi harus ada batasan usia yang jelas. Apalagi, untuk yang muda sangat bagus, karena kita melatihnya cukup mudah dan atlet masih punya kekuatan dan motivasi yang bagus untuk kedepannya," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur, Ahmad Riyadh UB mengaku tidak keberatan meski berjalan setiap dua tahunan.

"PON berapa tahun sekali tidak menjadi masalah, yang penting fanatisme sesat kedaerahan yang memaksa dengan segala cara agar menjadi juara harus di hilangkan, dan menjadikan PON sebagai media untuk cetak atlet berprestasi untuk even Sea Games, Asian Games dan Olimpiade untuk prestasi Indonesia," ujarnya.

Saat disinggung mengenai persiapan yang akan dilakukan jika PON dua tahunan, dianggap Riyadh bukan menjadi suatu maslaah. Karena saat ini ia menilai pelaksanaan kejuaran di Jawa Timur berjalan baik dan sudah muncul bibit-bibit potensial.

Hal itu didukung pula oleh Ketua Persatuan Ski Air dan Wakeboard Indonesia (PSAWI) Jatim, Yolanda Baiq Vera mengaku kejuaraan dua tahunan ada kesinambungan antara senior junior. (ais)

 

KONI Jatim Menpora PON Pengprov Cabor