JOSSTODAY.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta agar seluruh kepala daerah melakukan koordinasi dalam pemetaan wilayah yang rawan banjir. Hal itu ia sampaikan usai melakukan peninjauan di lokasi banjir Kali Lamong, Dusun Iker-Iker Geger, Kecanatan Cerme, Gresik, Minggu (5/5/2019).

Menurutnya, banjir yang terjadi di Gresik dan sudah memakan korban itu karena kapasitas daya tampung Kali Lamong yang kecil disaat ada banjir kiriman dari beberapa kota sekitar seperti Lamongan, Bojonegoro, dan Mojokerto. Serta, curah hujan yang tinggi sejak Rabu (1/5/2019).

"Pada posisi seperti ini memang kita ingin sebagai satu kesatuan ruang tata wilayah Jawa Timur, karena Gresik ini menampung banyak dari Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto. Kalau ini tidak dilakukan konektivitas dengan antar kabupaten/kota termasuk Surabaya, maka proses mencari salusi banjir ini tidak tercapai," ujar Khofifah.

Berdasarkan data yang ada, jika daya tampung Kali Lamong adalah 250 meter kubik per detik. Sedangkan, akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan tanggul Kali Lamong jebol karena air yang tertampung mencapai 750 meter kubik per detik.

Menurutnya, saat ini Kali Lamong memerlukan pembenahan agar dapat menampung 1000 meter kubik per detik. Dengan harapan ke depan sudah tidak ada banjir yang terjadi.

Dari hasil pantauan, Khofifah mengatakan perlu adanya tanggul penahan yang kuat, serta pemasangan pintu air sebagai kanalisasi.

"Nah, ada juga format dari Pak Bupati (Gresik, Sambari Halim Rudianto) direkomendasikan sebagai plan b perlu adanya normalisasi Kali Lamong," imbuh Khofifah.

Karena itu, ia meminta agar instansi terkait agar segera melakukan koordinasi dan pemetaan rencana penanganan dengan cepat. (ais)

Banjir Kali Lamong Gresik Gubernur Jatim Khofifah