Maju Independen, M.Sholeh Ramaikan Peta Persaingan Pilwali Surabaya 2020

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Peta persaingan Pemilihan Walikota (Pilwali) Kota Surabaya 2020 makin memanas. Kini pengacara, Mohammad Sholeh, secara resmi mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Walikota Surabaya secara independen dalam Pilwali Surabaya 2020. Di mana, deklarasi ini diselenggarakan di D'Boengkoel, Surabaya, Kamis (4/7/2019).

Maju melalui jalur independen ini pun cukup mengejutkan, mengingat hingga saat ini ia masih tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Timur. Hanya saja, ia mengaku banyak dinamika politik yang akan ruwet dijalankan jika maju melalui jalur parpol.

Meski maju melalui jalur independen, namun Sholeh mengaku tidak takut menghadapi siapapun. Utamanya, yang maju melalui parpol.

Pria yang mengawali karir advokat tahun 2002 itu mengaku, jika dirinya telah memiliki modal sosial untuk bisa mendapat dukungan dari masyarakat Kota Surabaya.

"Pertama, saya ini sudah 20 tahun lebih tinggal di Surabaya memberikan advokasi masyarakat terkait masalah hukum. Kedua, bapak dan ibu saya adalah orang Madura, yang mana di Surabaya ini 15 persennya adalah orang Madura. Ketiga, saya juga bagian dari Nahdlatul Ulama karena saya dulu mondok di Tebu Ireng," ujarnya.

"Dari tiga modal itu, saya yakin dan optimis untuk maju di Pilwali Surabaya dari jalur independen," imbuh Sholeh.

Deklarasi ini sendiri dilakukan lebih cepat sebagai bentuk perkenalan kepada masyarakat. Sebab, menurutnya jika saat ini rekam jejak sosok adalah rujukan untuk memilih.

Ia mencontohkan, banyak politisi yang berniat buruk mampu menyampaikan program yang sangat baik. Namun, saat memimpin selalu diciduk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena korupsi.

Selain itu, ia juga merasa hingga saat ini belum ada sosok setara dengan Tri Rismaharini yang sudah menorehkan banyak prestasi nasional maupun internasional. Menurutnya, kepribadian Risma yang keras dan tegas menjadi contoh dalam kepemimpinan berikutnya.

"Saya melihat kepemimpinan Bu Risma yang baik harus diteruskan. Problemnya adalah, tipikal Bu Risma yang keras dan tegas ini menurut saya dari tokoh yang ada belum ada. Maka ketegasan itu yang harus kita lanjutkan. Bagaimana supaya gak ada pungli, kemudian bagaimana masalah kependudukan bisa lebih baik. Bukan sok tapi saya merasa bisa," ungkapnya

Sementara itu, saat disinggung terkait program yang dibawa. Ia mengaku belum menyiapkan secara spesifik, namun ia sudah memiliki gambaran sebagai misinya maju dalam Pilwali. Utamanya, di bidang bantuan hukum.

"Permasalahan hukum ini, karena Bu Risma bukan background hukum jadi beda dengan saya. Kalau saya akan memberi bantuan duit khusus bagi orang kecil bermasalah. Sedangkan, yang ada sekarang bantuan hukum saat proses di pengadilan, kalau di kepolisian tidak ada. Sehingga kasian dan perlu diberikan bantuan," ungkapnya.

Itu pun telah ia lakukan selama 17 tahun menjadi advokat, dengan membantu orang kecil pendampingan hukum secara gratis. Terakhir, permasalahan zonasi yang ia perjuangkan.

Dengan masuknya nama M.Sholeh, peta persaingan Pilwali Surabaya semakin memanas dengan begitu banyaknya nama-nama yang telah muncul di masyarakat. Di antaranya, Puti Guntur Soekarno (PDI Perjuangan), Indah Kurnia (PDI Perjuangan, Reni Astuti (PKS), Wisnu Sakti Bhuana (PDI Perjuangan), Armuji (PDI Perjuangan), Saleh Mukadar (PDI Perjuangan), Vincencius Awey (Nasdem) dari golongan partai politik.

Kemudian ada Azrul Ananda, Erlangga Satriagung, dan Arif Afandi dari kalangan entreprenuer. Serta Hendro Gunawan, dan Eri Cahyadi dari kalangan birokrat di lingkungan Kota Surabaya. (ais)

Pilwali Surabaya Walikota Surabaya M.Sholeh