Ketua Dewan Pers: Pandemi Paksa Semua Pihak Lakukan Kontemplasi

josstoday.com

Muhammad Nuh

JOSSTODAY.COM - Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh mengatakan, pandemi Covid-19 memaksa semua pihak melakukan kontemplasi. Ada sejumlah kontemplasi yang harus menjadi pelajaran, termasuk perubahan sesuai tuntutan zaman.

“Pertama, kita harus berubah, mau enggak mau. Sebab sinyal perubahan itu sudah 20 tahun lalu pada saat ramai-ramainya teknologi digital. Yang semua juga paham teknologi digital itu sebagai purpose of technology, semua bidang membutuhkannya, tetapi kita tampaknya agak enggan untuk berubah,” kata M. Nuh pada Konvensi Nasional Media Massa bertemakan 'Pers Nasional Bangkit dari Krisis Akibat Pandemi Covid-19 dan Tekanan Disrupsi Digital' Senin (8/2/2021).

Menurut M. Nuh, apabila ada perubahan, tampaknya sangat evolutif. Namun ciri khas manusia adalah jika taruhannya hidup dan mati, maka akan berubah. Seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19, memaksa semua pihak untuk melakukan perubahan.

Kedua, membangun kekuatan kekitaan. Meskipun Covid-19 adalah sektor kesehatan, tetapi yang terkena dampaknya seluruh dimensi. Hal itu memberi pelajaran kepada semua bahwa bisa jadi hanya satu sektor, tetapi dampaknya sistemik seperti sekarang ini. "Dari situlah saya tidak ada artinya, aku enggak ada artinya, apa yang saya miliki tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang saya tidak miliki. Apa yang aku ketahui, tidak ada apa-apa dengan yang aku tidak ketahui, tetapi kekuatan itu ada di kita,” paparnya dalam kegiatan Hari Pers Nasional.

M. Nuh menegaskan, kekitaan itu harus terus dibangun pada saat-saat seperti ini. Dia berterima kasih kepada media yang terus menggelora optimisme dan empati publik. Pasalnya, jawaban dalam menghadapi persoalan besar adalah empati. “Allhamdulliah kawan-kawan pers telah mampu menggelorakan optimisme itu dan menumbuhkan empati publik luar biasa,”ucapnya.

Ketiga, pentingnya keutuhan. Dalam situasi saat ini, media tidak boleh lagi terjebak dengan paradigma apakah yang penting itu substansi media atau media sebagai kendaraan, tetapi kedua-duanya. “Karena kesempurnaan itu bukan di atau tetapi. Sementara substansi media media adalah data informasi, knowledge (pengetahuan), dan wisdom (kebijaksanaan). Oleh karena itu, ini harus kita kelola dengan baik,” ucapnya. (fa/b1)

 

Muhammad Nuh Pandemi Covid-19 Hari Pers nasional Dewan Pers