Sri Mulyani Tagih Janji ke BRI, Kenapa?

josstoday.com

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Realisasi Sementara APBN 2021, 3 Januari 2022.

JOSSTODAY.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menagih janji kepada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) pascaresmi dibentuknya Holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Pasalnya sebelum terbentuknya holding, Direktur Utama BRI, Sunarso, sempat berjanji mampu menaikkan basis nasabah dan porsi kredit kepada UMKM dua kali lipat lebih besar bila pembentukan holding berjalan lancar.

“Saya mau nagih yang bagian tadi, holding. Pak Menko (Airlangga Hartarto) tahu betul sama kita dari tahun 2020 (ketika janji diucapkan). Saya langsung lihat file lama saya waktu kita bahas holding," kata Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2/2022).

Menurutnya ada beberapa janji yang diucapkan saat itu. Pertama, jumlah nasabah dari tahun 2020-2025 harus dapat mencapai target dua kali lipat. Kedua, porsi kredit UMKM seharusnya bisa lebih besar, mengingat Pegadaian dan PNM punya basis nasabah banyak. Apalagi pemberian kredit kepada UMKM bisa lebih besar karena rasio antara sumber dana dengan total penyaluran kredit (loan to deposits ratio/LDR) masih sangat longgar, yakni 83%. Sehingga masih banyak ruang bagi holding untuk menyalurkan pembiayaan ke UMKM.

Dengan tren pemulihan ekonomi yang terakselerasi, Menkeu meyakini saat ini banyak UMKM yang membutuhkan tambahan modal kerja, sehingga ia menilai target tak sulit dicapai.

"Kalau tadi LDR masih di bawah 90, ya punya ruangan yang sangat banyak itu. Tadi pertanyaannya (belum ada) demand side-nya. Kalau ekonominya sudah mulai baik, pasti banyak UMKM yang butuh pendanaan. Jadi enggak ada alasan, harus mencapai dua kali lipat," ungkap Sri Mulyani.

Janji ketiga terkait besaran laba sebelum pajak (profit before tax/PBT) yang tumbuh dua kali lipat. Meski kini besarannya sudah signifikan, tetapi laba tersebut masih dapat tumbuh hingga mencapai target.

"Saya enggak mau nyebutin angkanya, soalnya sudah enggak relevan (dengan janji tahun 2020). Soalnya tadi angkanya sudah tinggi di situ dibanding yang waktu itu (tahun 2020). Jadi saya enggak mau sebutkan angkanya, kita tagih dua kali lipatnya saja," ungkapnya.

Lebih lanjut ia meminta BRI mampu menekan beban biaya (cost of fund) perseroan.

Penyebabnya, holding membuat Pegadaian dan PNM yang dahulu turut memberi pinjaman bisa memanfaatkan efisiensi dari BRI. Dengan demikian, ia meminta target tersebut diwujudkan hingga 2025, sesuai dengan proposal yang dipaparkan oleh BRI dan anggota holding lainnya saat meminta restunya untuk membentuk holding.

 "Pokoknya semuanya disebutkan pada saat proposal kepada kita para menteri, semuanya dijanjikan nasabah dua kali lipat, loan yang diberikan dua kali lipat, profit before tax dua kali lipat. Saya akan tagih dan saya lihat," tandasnya.

Seperti diketahui, pembentukan holding ini memiliki tujuan memberikan jangkauan yang lebih luas kepada masyarakat dengan pilihan produk yang beragam dengan memberikan pembiayaan dengan bunga yang lebih murah.

Dalam hal ini, pemerintah menugaskan holding ultramikro untuk menyalurkan pembiayaan ke 29 juta nasabah sampai 2024 mendatang dari posisi saat ini yang hanya 15 juta nasabah.

BRI Sri Mulyani Bisnis Holding Ultramikro