josstoday.com

Napas Panjang Petani Tebu

DERITA petani tebu tak akan segera berlalu. Setelah tahun lalu dilanda 2 anomali, yaitu iklim yang tidak bersahabat, yang ditandai hujan berkepanjangan serta harga gula rendah, kini mereka masih harus menahan napas panjang.

Harga gula diperkirakan stagnan rendah mengingat stok gula hingga medio Maret 2014 masih sekitar 843.000 ton, sementara musim giling tebu akan tiba dalam satu bulan ke depan. Prediksi produksi gula tahun ini diperkirakan naik menjadi 2,93 juta ton.

Gula akan melimpah ruah, apalagi kalau rencana Bulog impor 350.000 ton gula dalam waktu dekat ini juga direalisasikan. Sementara kebutuhan gula untuk konsumsi langsung masyarakat hanya 2,70 juta ton.

Di sisi lain, tahun ini juga merupakan tahun “politik”. Pemerintah akan berupaya keras agar harga gula stabil. Indikasi ke arah tersebut sudah tampak manakala usulan harga pokok produksi (HPP) dari DGI Rp9.500 per kg, hingga kini belum diputuskan Menteri Perdagangan. Tarik ulur kepentingan dengan berbagai argumen masih berlanjut. Toh setinggi apapun HPP, dengan persediaan gula yang melimpah tahun ini, harga gula sulit terdongkrak naik.

Selain itu, tekanan terhadap harga gula didorong rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi langsung masyarakat. Fenomena ini dengan mudah kelihatan. Pada Januari-Maret 2014, serapan gula hanya rata-rata 100.000 ton per bulan, padahal normalnya sekitar 230.000 ton sebulan. Tentu dengan mudah disimpulkan ada gula “lain” yang masuk ke pasar.

Ketika harga terpuruk, tumpuan harapan petani beralih pada peningkatan produktivitas gula. Dengan kondisi kemarau yang diperkirakan normal, kandungan gula (rendemen) akan lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Persoalannya, pengalaman menunjukkan pasca hujan berkepanjangan, produktivitas tebu pada tahun berikutnya melorot 10%-25%. Kira-kira kondisi serupa akan terjadi pada giling tahun ini, setelah tahun lalu didera hujan berkepanjangan. Artinya, rata-rata hasil gula per ha lahan tebu tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan tahun lalu, atau berada pada kisaran 5,4-5,6 ton gula per ha.

Untuk kesekian kalinya, gula tahun ini masih akan terasa pahit bagi petani. Semoga hanya kepahitan sesaat dan bukan kepahitan jangka berkepanjangan. Wallahualam.