josstoday.com

Entrepreneurship is about mind-set

KATA entrepreneurship ramai terdengar dimana-mana. Dengungnya persis seperti suara tawon yang dekat sekali dengan telinga kita. Istilah ini dipakai dengan berbagai tujuan, kegunaan dan apa saja. Ada yang menggabungkan dengan teknologi, muncul kata Technopreneur. Ada yang menambahkan pada kata creative, jadilah Creative-preneur. Juga ada yang art-preneur bahkan pesantren-preneur.

Kata ini belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Universitas Ciputra pernah minta pendapat ke pakar Bahasa Indonesia, jawabnya pakai saja kata (entrepreneurship) itu dulu. Kata ‘Kewirausahaan’ tidak serta-merta menggantikan kata entrepreneurship. Ketika banyak pihak menggunakannya, maka disitulah sudut pandang menjadi terpojokkan.

Entrepreneurship tidak sesempit bidang wira-usaha saja. Entrepreurship adalah sebuah pola-pikir. Oleh sebab itu Kyai A’a Gym adalah Kyai besar karena beliau punya mind-set Entrepreurship. Kalau A’a Gym tidak punya mind-set itu, mungkin A’a Gym cuma sekedar Kyai kelas kampung saja.

Beberapa perusahaan besar sangat maju, bahkan bisa berdaya jangkau internasional, karena di dalam perusahaan itu ada banyak sumber daya manusia yang berpola pikir Entrepreur. Mereka ini disebut intrapreneur. Pegawai yang punya pola pikir itu, dia adalah entrepreur. Pegawai Negeri sekalipun atau bahkan juga pendidik. Tanpa intrapreneur-intrapreneur ini, perusahaan tidak akan bisa berkembang menjadi besar.

Ada tiga karakter utama seorang berpola-pikir Entrepreur. Opportunity-creator, seorang Entrepreur selalu haus akan peluang. Mereka bukan mencari, tetapi menciptakan peluang. Seorang Entrepreur besar bahkan menciptakan sesuatu yang kadang-kadang orang membutuhkan. Steve Job banyak menciptakan produk yang pada saat itu banyak orang belum membutuhkan. Tetapi peluang itu diciptakan, pasarpun merespons dengan luar-biasa.

Entrepreur tidak puas dengan apa yang sudah ada. Dia juga selalu haus untuk menciptakan hal-hal baru. Sikap kreatif-inovatif menjadi tuntutan. Mie-instant merupakan contoh sebuah produk yang kreatif-inovatif. Produk kuliner Mie sendiri sudah terkenal sejak berabad-abad yang lalu. Namun kreatifitas dan inovasi cara memasaknya membuat makanan ini di gandrungi dimana-mana. Bisnis inipun menjadi luarbiasa. Di Indonesia produk ini masuk hingga ke pelosok-pelosok pedesaan terpencil.

Kata kunci berikutnya adalah keberanian mengambil resiko yang terukur. Karakter ini menjadi patokan seorang menjadi Entrepreneur besar atau tidak. Pada saat mengambil keputusan untuk membangun Citraland, Ciputra mengabaikan masukan-masukan penasehatnya. Kawasan itu dulu sangat gersang, bahkan konon kambing-pun enggan hidup disana. Saat ini kawasan ini menjadi pemukiman yang prestisius dan bernilai sangat kompetitif.