Ke mana Partai Demokrat ? Partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini tidak memiliki sikap yang jelas.

"> Partai yang Terkena Kutukan Rakyat - josstoday.com
josstoday.com

Partai yang Terkena Kutukan Rakyat

PEMILIHAN Presiden 2014 akhirnya hanya diikuti dua pasangan, Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) dan pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Pasangan Jokowi – JK diusung PDIP, PKB, Nasdem dan Hanura, sedangkan Prabowo – Hatta diusung Gerindra, PAN, PKS dan PPP, sedangkan Partai Golkar ikut bergabung pada saat-saat terakhir.

Lantas, ke mana Partai Demokrat ? Partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini tidak memiliki sikap yang jelas. Dengan perolehan suara 10 persen lebih, setidaknya partai tersebut bisa ikut berkiprah memunculkan capres maupun cawapres.

Ironisnya, partai tersebut justru tidak ikut berkiprah dalam Pilpres, karena tidak ada partai yang mau mengajaknya. Partai yang pernah berjaya dalam Pemilu 2009 itu kini terpuruk dalam perolehan suara dan ditinggal oleh kawan-kawan koalisinya. Awalnya ada rencana untuk bergabung dengan Partai Golkar, tapi kemudian partai tersebut membatalkan niatnya dengan alasan yang sangat menyakitkan. Golkar enggan bergabung dengan Demokrat karena partai tersebut tengah dimusuhi oleh rakyat, karena kasus korupsi yang membelit elit partai tersebut.

Penurunan suara tidak bisa dilepaskan dari perilaku korup para elitnya. Demokrat berubah drastis dari partai yang dicintai rakyat – meraih suara 21% pada Pemilu 2009 – menjadi partai yang dibenci rakyat. Bukan hanya itu, partai tersebut juga tidak piawai ‘’berjualan’’ menawarkan kadernya untuk disandingkan dengan calon partai lain. Saat menjalin komunikasi dengan Golkar, calon yang ditawarkan adalah adik ipar SBY, Pramono Edi Wibowo yang tidak memiliki elektabilitas signifikan. Padahal, partai tersebut memiliki pemenang konvensi yang elektablitasnya tinggi yakni Dahlan Iskan.

Alhasil, sekarang Demokrat jadi partai yang ditinggal oleh rekan sesama partai dan konstituennya karena ulahnya sendiri , elit yang korup dan inkonsistensi. Ketika partai tersebut memunculkan nama Pramono Edi Wibowo, sesungguhnya partai tersebut tengah berada di pinggir jurang. Sampai sekarang belum jelas, apa latar belakang partai tersebut memunculkan nama adik ipar SBY tersebut. Nepotisme dan korupsi adalah tindakan yang menyakiti hati rakyat. Kalau kemudian tindakan tersebut mendapat kutukan rakyat, itu hal yang wajar.