josstoday.com

Ramadan Bulan Inflasi

Menjelang Ramadan, harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Maklum, selama Ramadan kebutuhan bahan makanan tersebut mengalami kenaikan sesuai hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan, harga akan ikut naik. 

Pemerintah pun dibuat kerepotan, karena kondisi tersebut membuat angka inflasi naik yang pada akhirnya membawa dampak pada perekonomian nasional secara makro. Diprediksi, angka inflasi bulan Juli akan mencapai 0,8 persen sampai 1 persen. Beberapa faktor penyebab adalah kenaikan listrik, Ramadan dan Idul Fitri serta tahun ajaran baru.

Mengapa selama Ramadan tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat, terutama untuk bahan pakan ? Seharusnya, kebutuhan pakan selama Ramadan menurun karena banyak yang menjalankan ibadah puasa. Biasanya makan tiga kali sehari, selama Ramadan makan dua kali, saat buka dan sahur. Itu hanya teori, praktiknya justru kebalikannya. Meskipun makan hanya dua kali, tapi porsi dan jenisnya bertambah.

Kalau hari biasa cukup makan satu piring, saat Ramadan justru meningkat ; ada takjil yang berupa makanan kecil, minuman dan buah, makan nasi dengan lauk yang lengkap ditambah jenis makanan yang lain. Hal yang sama juga terjadi saat sahur. Itu belum termasuk makan usai salat tarawih atau menjelang tidur.

Itu terjadi karena sebagian besar masyarakat masih melakukan ‘’puasa perut’’, menahan lapar saat siang dan memenuhi nafsu makannya saat malam hari. Ada nuansa balas dendam pada saat buka puasa, sehingga menghabiskan apa saja yang ada di meja makan. 
Para ibu berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan membuat aneka masakan. Kalau hari biasa hanya membuat satu jenis lauk, saat Ramadan lauknya bisa beraneka. Itu belum termasuk, snack, buah dan minuman.

Padahal, dalam puasa diajarkan untuk menahan hawa nafsu, termasuk nafsu makan. Segera berbuka memang sangat dianjurkan, tapi hanya makan kecil berupa minuman dan buah, setelah salat Maghrib baru makan besar.

Meskipun sudah masuk waktu buka, bukan berarti harus makan sebanyak-banyaknya, tapi sesuai kemampuan. Kita sendiri yang tahu seberapa besar kapasitas perut kita. Jangan penuhi perut dengan makanan, karena akan mengganggu ibadah. Dan, mengganggu perekonomian negara.