josstoday.com

Mau Tahu Mengapa Arab Saudi Didukung?

Banyak yang salah memahami situasi di Yaman karena kurang teliti membaca berita, selain banyak juga propaganda media yang memuat kabar bahwa Arab Saudi & koalisi negara teluk "menyerang negara" Yaman.

Analis dan pengamat Iran di Aljazeera sendiri telah mengungkapkan bahwa sebenarnya konflik di Yaman itu pada pokoknya bukan perkara isu sektarian kelompok Sunni menyerang Syiah. Permasalahan pokoknya adalah perkara kepentingan politik wilayah. Sudah sejak lama Iran men-support, mempersenjatai suku Houthi guna melawan pemerintahan sah Yaman.

Iran mendukung sepenuhnya para pemberontak, tentu saja dengan tujuan jangka panjang hegemoni kekuasaan di wilayah Yaman yang sekian lama menjadi domain negara-negara Teluk (Arab). Iran sedang mencoba meluaskan pengaruhnya di banyak kawasan, termasuk juga di belakang konflik Suriah dan Iraq.

Di Iraq lebih dari 100 ribu korban jatuh akibat perebutan kekuasaan. Di Suriah lebih parah lagi, lebih dari 300 ribu orang menjadi korban ambisi kekuasaan. Yang lebih jauh lagi, ternyata ada peran Amerika Serikat dalam kekisruhan di Timur Tengah, termasuk yang terjadi di Suriah.

Di Yaman, Amerika justru tidak menentukan sikap dan lebih memilih untuk merundingkan kerja samanya dengan Iran di Lausanne-Swiss terkait masalah nuklir. Ini juga yang membuat Raja Salman dari Arab Saudi mulai menentukan sikapnya. Diam-diam Amerika tengah bersekongkol dengan Iran dan mencoba mempengaruhi banyak wilayah demi hegemoni kekuasaan.

Apalagi sudah menyangkut tentang nuklir. Sekalipun banyak kilah terapan nuklir Iran adalah untuk teknologi non-militer, namun semua mesti diwaspadai. Amerika sudah terlalu jauh bertandang mencampuri urusan berbagai wilayah Timur Tengah dan sekarang mulai nampak kedekatannya dengan Iran.

Maka tidak salah jika Arab Saudi kemudian bersikap dan ambil tindakan meng-counter misi Iran dan Amerika Serikat dalam misi penguasaan wilayah. Munculnya isu sektarian pada konflik Yaman memang karena suku Houthi adalah penganut Syiah Zaidiyah, secara ideologi lebih dekat ke Syiah Imamiyah, Iran.

Memang tidak dipungkiri, isu sektarian ini menjadi faktor sorotan publik pula, sehingga bisa saja menjadi unsur legitimasi penyerangan. Sikap Presiden Turki Erdogan mendukung sepenuhnya Arab+koalisinya untuk menyerang pemberontak Yaman. Erdogan mengkritik dan menentang keras upaya Teheran-Iran yang men-support suku Houthi untuk memberontak, bahkan Iran ikut mempersenjatainya.

Erdogan bilang, Iran terlalu serakah atas wilayah kekuasaan negara lain. Dalam kunjungannya ke Iran kemarin, Erdogan mempertegas sikapnya. Erdogan tidak menginginkan terjadi perang saudara yang lebih besar di Yaman gara-gara pemberontak yang sempat menggulingkan kekuasaan pemerintahan Yaman 2011 lalu.

Dominasi Iran terlalu kental dan mengarah captivasi, penguasaan wilayah dengan jalan sokongan terhadap pemberontak. Sama seperti Raja Salman, Erdogan tidak menginginkan Yaman menjadi Suriah dan Iraq berikutnya dengan jatuhnya korban yang lebih besar. Dengan kedatangan Erdogan ke Iran kemarin, Iran akhirnya menuai kesepakatan agar kerusuhan di Yaman segera berakhir.

Sebelumnya Erdogan dikecam para pejabat Iran di Teheran, karena mendukung Saudi. Tetapi begitu Iran didatangi langsung oleh Erdogan, sikap Iran melunak. Artinya kalau tidak mendukung serangan Arab Saudi, berarti lebih mendukung pemberontak Yaman. Berarti lebih mendukung Syiah (Iran) berkuasa dengan bonekanya seperti yang sudah terjadi di Suriah dan Iraq.

Sama artinya menghendaki Islam ditaruh di bawah kaki kekuasaan Syiah. Lihat saja keadaan muslim di Suriah, lihat keadaan muslim di Iraq. Di Suriah yang mayoritas Sunni, Islam di sana menderita di bawah kekuasaan rezim Assad atas dukungan Syiah Nushairiyah. Di Iraq, Islam itu minoritas dan sempat berkuasa era Saddam, Sunni-Syiah sempat hidup rukun damai di Iraq.

Namun setelah agresi Amerika dan Iraq jadi porak-poranda, Syiah kembali menguasai pemerintahan Iraq dengan dukungan kekuasaan dari Iran dan Amerika Serikat. Muslim mulai dibantai oleh kekuasaan Syiah di Iraq. Coba buka mata lebih jauh. Seandainya Syiah pegang kekuasaan di Yaman secara penuh atas dukungan Iran, nasib apa yang akan dialami saudara-saudara muslim kita di sana?

Apa kita tega membiarkan kejadian yang sama seperti di Suriah dan Iraq, muslim tak berdaya melawan tekanan penguasa? Pikirkan yang lebih panjang dan lebih matang, serta lebih jeli kembali. Justru tujuan penyerangan Saudi dan koalisinya terhadap pemberontak Yaman pada akhirnya adalah guna menghindari terjadinya kejahatan kemanusiaan yang lebih besar seperti di Iraq dan Suriah. (mth)