josstoday.com

Madura Provinsi Tanpa Maksiat!

Awalnya saya meyakini, suatu saat Pulau Madura akan menjadi rebutan para investor dalam dan luar negeri. Saya yakin terhadap apa yang dikatakan orang sepuh Madura. Bahwa Madura itu adalah Madu-nya Negara. Boleh jadi, dari SDA Madura, bisa membayar hutang negara RI. Jangan angggap enteng Madura.

Brunai Darussalam-Malaysia dijadikan satu untuk melawan kekayaan Madura tidak akan mampu. Tapi, semua itu akan dikeluarkan Allah SWT tentu tanpa maksiat. Ide provinsi saya pertama pada 1999 dan diwacanakan di seluruh Indonesia melalui 3 kali Mubes Masyarakat Madura: di Westin, Shangri-La, JW Merriot.

Sengaja diselenggarakan di hotel bintang lima, karena saya menjaga harkat dan martabat orang Madura. Jadi, Mubes Masyarakat Madura tidak kalah dengan yang lain. Saya himbau, dan ajak intelektual Madura, baik profesor, mantan menteri, jenderal, bersatu padu dengan para teknokrat untuk memikirkan Madura.

Kalau bukan kita siapa? Kalau tidak dimulai kapan lagi? Perjuangan akan makan waktu, biaya, perasaan, dan sebagainya. Kalau kita tidak berpikir masa depan Madura, bagaimana nasib Pulau Madura nantinya kalau kita sudah dipanggil Allah. Bagaimana nasib anak-cucu kita nanti kalau Pulau Madura menjadi milik negara asing.

Makanya saya sering menyampaikan, 104 blok di Madura itu adalah hasil foto satelit AS. Saya dapat informasi ini dari salah satu putra Madura yang ada di Palestina. Dan, ini saya sampaikan saat Mubes III Masyarakat Madura. Di situ jelas, Madura punya 104 blok migas. Belum lagi kekayaan lainnya.

Madura punya garam, tembakau terbaik, dan lombok jamu terhehat setelah Cina, punya rumput laut, teri nasi yang tidak ada di perairan lainnya. Mengapa teri nasi ada di perairan Madura, tidak di pulau lain? Inilah kebesaran Allah yang diberikan kepada Madura.

Madura juga punya jambu mente dan jambu air yang manis. Jambu manis Sampang kalau dipindah ke tempat lain bisa tumbuh, tapi tidak semanis bila ditanam di Sampang. Inilah satu kebesaran Allah yang diberikan kepada Madura. Sehingga saya katakan, Pulau Madura ibarat seorang wanita cantik anak orang kaya yang tinggal di kampung.

Semua laki-laki melirik dan ingin meminangnya. Madura nan Cantik, Indah, Elok, Kaya ini pasti menjadi lirikan investor-investor asing dan negara lain. Kalau ini terjadi, yang perlu diwaspadai, jangan sampai orang Madura jadi penonton di lapangan sendiri kalau masyarakat Madura bisa bermain di lapangan sendiri.

Sehingga masyarakat Madura tidak termajinalkan, terpinggirkan. Banyak pengalaman ada di negeri ini. Bagaimana masyarakat Betawi terpinggirkan oleh pendatang. Lebih baik jadi seperti Bali saja. Bali untuk orang Bali. Madura, silakan megah, tapi untuk orang Madura juga.

Semua ini akan terjadi, sesuai janji Allah dalam Al Qur’an (Al-A’raf 96): Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Kalau terjadi bencana di mana-mana itu karena mengingkari ayat-ayat Allah. Jika ulama Madura dan tokohnya bersatu, semua bisa berbuat untuk Madura. Dengan tujuan yang sama: Menuju Madura Suci Tanpa Maksiat. Tidak mungkin Al-Fakir Ali Badri sendirian bersuara sejak 1999 hingga 2006.

Saya tetap katakan: “Madura, Industri Yes! Maksiat No!” Selamat Datang di Madura Suci Tanpa Maksiat! Pasti saya pasang nama para ulama dari Sumenep sampai Bangkalan. Sebab, ini menjadi simbul masyarakat Madura. Hampir 98% ulama di seluruh penjuru tanah air itu ngajinya di RKH Syaichona Cholil, Bangkalan.

Menjadi Provinsi Madura tentu tidak gampang. Ini butuh waktu dan kesungguhan dari tim Panitia Persiapan Provinsi Madura yang dibentuk. Berkoordinasi dengan para ulama tentunya sangat penting dilakukan.

Kalau kemarin dibentuk Dewan Pelestarian Budaya dan Adat Madura, itu bagus, sehingga kultur Madura bisa dipertahankan. Bahwa Madura itu punya motto dalam kerajaan Madura: Bapak Babu Guru Rato. Bapak, Ibu, Guru, baru Raja. Siapa kalau Bapak dan Ibu kita sudah meninggal? Ada guru, siapa guru kita, ya ulama.

Jadi, kita tidak boleh lepas berkoordinasi dengan para ulama pondok pesantren. Karena di sini adalah gudangnya para ulama. Orang Madura itu dalam hal keuletan tidak kalah dengan orang-orang Cina untuk mencapai ekonomi yang lebih baik. Lihat saja orang-orang Madura di perantauan, banyak yang sukses, karena kesungguhannya.

Contoh lain, sesuai surat Al-A’raf ayat 96, adalah Brunai Darussalam. Kita tidak pernah dengar ada pesawat Brunai jatuh, tidak pernah dengar ada bencana dan gempa bumi, tidak pernah ada kebakaran hutan di Brunai, tidak ada tanah longsor dan tsunami di sana. Karena     Brunai menjaga maksiat, di sana semuanya beribadah kepada Allah.

Kalau Madura Suci Bersih Tanpa Maksiat, insya’ Allah Madura akan menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negeri yang subur dan makmur, adil, dan aman) berguna bagi agama, bangsa, dan negaranya. (mth)