JK: Orang Sunda Jadi Buruh
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
JOSSTODAY.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyoroti kesenjangan ekonomi di masyarakat. Menurutnya, hal itu terjadi karena pola pikir masyarakat yang tidak siap bersaing dengan zaman dan cenderung konsumtif.
Sebagai contohnya industri tekstil di Majalaya, Jawa Barat. Dulu, pengusaha lokal di sana banyak yang memiliki pabrik. Namun sekarang kondisinya sudah berubah. "Muncul pabrik tekstil besar. Sebagian besar, maaf, orang Sunda jadi buruh. Dulu jadi pemilik, sekarang jadi pekerja. Ini menimbulkan masalah yang besar," ucap JK di Bandung, Selasa (24/1/2017).
Contoh lainnya, dulu orang Tasikmalaya terkenal sebagai pengecer yang baik, sekarang tergusur oleh minimarket. Untuk itu, perlu pengembangan masyarakat sebagai pengusaha nasional. "Ini bisa hilang bisnis. Ini terjadi di seluruh Indonesia. Disitulah kenapa kembali kita bicara perlunya pengembangan usaha di kalangan pengusaha nasional, terutama pribumi," tandasnya.
JK lantas mengingatkan bahwa investasi asing akan terus masuk. Hal tersebut tidak bisa dilawan karena bagian dari kemajuan dan pertumbuhan negara. Masyarakat, terutama pengusaha pribumi, harus siap menghadapi hal tersebut agar tidak berbalik menjadi pekerja. "Masalah begini tidak bisa diselesaikan secara administratif. Harus diselesaikan dengan semangat dan kultur yang baru," ujarnya.
Hal terpenting adalah bagaimana pengusaha pribumi muncul kembali. Mereka besar di tanah kelahirannya sendiri dan tidak mudah menjual tanah mereka, terutama untuk kepentingan industri.
JK mengusulkan agar masyarakat mulai melakukan kerja sama dengan pengusaha lain, atau menyewakan aset tanah mereka. Sehingga aset masyarakat tidak hilang begitu saja untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya konsumtif.
"Karena kalau tidak seperti ini, akibatnya seperti di kota besar sekarang. Lebih banyak tanah dikuasai pengusaha properti besar dibanding pemerintah. Makanya pemerintah mengeluarkan aturan agraria yang baru untuk menghindari penguasaan tanah yang jumlahnya besar," pungkas JK.(jos)