Gus Ipul Nilai Wayang Kulit Tetap Relevan
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Jumat (17/2/2017) malam.
JOSSTODAY.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan, bahwa wayang merupakan salah satu warisan seni dan budaya yang masih relevan dan terus eksis hingga saat ini. Bahkan, keberadaan wayang dapat dijadikan alat untuk merekatkan hubungan kerukunan antar masyarakat.
"Kita bisa lihat di sini semua pejabatnya berkumpul, seniman dan rakyatnya kumpul dari berbagai usia. Ini menandakan, wayang merupakan pertunjukan yang sangat efektif dalam menyampaikan nilai nilai budaya positif kepada masyarakat sekaligus cara efektif untuk meningkatkan kerukunan," tandas Gus Ipul, Jumat (17/2/2017) malam.
Semalam, Gus Ipul hadir di pagelaran wayang kulit dalam rangka hari ulang tahun atau HUT Kabupaten Sidoarjo ke 158 di Pendopo Delta Sidoarjo. Disana, nampak hadir juga Bupati Sidoarjo H.Saifulillah dan Wakil Bupati Sidoarjo, serta jajaran muspida Sidoarjo dan para pecinta wayang kulit.
Ketua PBNU ini mengakui, bukan hanya berdampak positif bagi menjaga kerukunan, pagelaran wayang kulit dan pageralan seni seperti ini, punya banyak manfaat lainnya.
"Pepatah bijak mengatakan, bahwa dengan agama hidup menjadi terarah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan seni budaya hidup menjadi indah. Oleh karena itu, seni budaya yang indah tersebut yakni wayang dan merupakan milik kesenian asli dari Indonesia dan harus dijaga keberadaanya," jelas mantan menteri pemberdayaan daerah tertinggal atau PDT.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga mengapresiasi Pemkab Sidoarjo yang selalu menyuguhkan pagelaran wayang kulit kepada masyarakat pada setiap hari jadinya. Pagelaran wayang kulit ini menandakan kepedulian dari Sidoarjo yang terus menjaga budaya asli Indonesia.
Melalui pagelaran wayang kulit, diharapkan dapat lebih merekatkan kerukunan dan hubungan kepada masyarakat hingga generasi muda untuk lebih mencintai budaya bangsa.
Sementara itu, pagelaran wayang kulit kali ini didalangi oleh Ki Anom Suroto yang mengambil cerita pewayangan yakni "Krisno Buto". Cerita ini, sangat erat dan digambarkan dalam kehidupan sehari-hari. (ru)