Kekuasaan dan Kepercayaan

josstoday.com

Ilustrasi.

JOSSTODAY.COM - Oleh Rully Anwar **)

Memilih pemimpin itu karena kita yakin dan percaya terhadap pemimpin itu. Pemimpin yang memenangi kontestasi politik dan kemudian berkuasa, tidak serta merta akan menghilangkan relasi pemimpin dan yang dipimpin atau yang memilihnya. Sikap pemilih atau publik yang memilih seorang pemimpin, akan selalu menjadi indikator apakah sebuah kepemimpinan yang dibawakan amanah atau tidak.

Sebuah kepercayaan akan membawa berkah bagi kekuasaan yang dijalankan seorang pemimpin. Kepercayaan juga menjadi indikator bagi kekuasaan telah dijalankan dengan benar. Setidaknya relasi kekuasaan dan kepercayaan ini bisa kita lihat pada hasil survei Gallup World Poll yang menyebut Indonesia menduduki peringkat pertama dalam hal tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Survei Gallup menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat Indonesia kepada pemerintah semakin tinggi.  Indonesia menduduki ranking pertama dalam hal 'trust and confidence in national government' berdasarkan data Gallup ini.

Sejumlah faktor yang menyebabkan Indonesia meraih peringkat tertinggi adalah masyarakat menganggap pemerintah dapat diandalkan, cepat, tanggap, adil serta mampu melindungi masyarakat dari risiko sekaligus memberikan pelayanan publik secara efektif. Sebanyak 80 persen responden menyatakan, pemerintah memenuhi hal itu semuanya. Angka 80 persen ini meningkat 28 persen dibandingkan angka tingkat kepercayaan 10 tahun lalu, yakni 2007 yang hanya mencapai 52 persen.

Angka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), seperti Amerika Serikat (30 persen), Inggris (31 persen), Jerman (55 persen), dan Perancis (28 persen). Bahkan, tidak hanya negara yang tergabung dalam OECD, negara yang tak tergabung di dalamnya juga masih di bawah Indonesia, yakni India (73 persen), Brazil (26 persen), dan Afrika Selatan (48 persen).

Ini adalah berita positif bagi negeri ini, meskipun sebuah survei terkadang masih menyimpan bias dan sampling error. Namun, kepercayaan terhadap pemerintah ini adalah pendorong efektivitas pemerintah dan pembangunan ekonomi, serta merupakan ukuran dari hasil kebijakan pemerintah. Kepercayaan ini sekaligus menjadi potret dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan negara, dalam hal ini presiden.

Kepercayaan ini sekaligus menjawab bahwa kritik yang selama ini terjadi pada pemerintah tidak serta merta membuat publik abai pada apa yang sudah dilakukan pemerintah. Dalam hal ekonomi, misalnya, komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur dianggap sebagai langkah yang berani dengan mengurangi secara bertahap subsidi yang selama ini cenderung tidak tepat sasaran. Pilihan menguras anggaran negara kemudian memaksimalkan di sektor infrastruktur adalah langkah berani dan kadang tidak populer. Namun, sejumlah insfrastruktur yang sudah jadi, seperti bandara dan jalan tol, menjadi bukti pilihan ini tidak salah untuk masa depan negeri ini ke depan. Belum lagi dengan konsentrasi pemerintah di sektor meritim yang kemudian berkomitmen menjadikan tol laut sebagai solusi untuk mengalihkan kembali bangsa ini ke laut yang selama ini justru dipunggungi, padahal sebagian besar wilayah nusantara adalah laut!.  

Kepercayaan publik pada pemerintah sedikit banyak membuat pijakan ekonomi bangsa ini semakin kuat. Di tahun ini saja terjadi pertumbuhan PDB triwulanan yang meningkat dari 4,9 persen pada triwulan terakhir tahun 2016 menjadi 5,0 persen pada triwulan pertama tahun 2017. Hal ini tidak lain karena terangkat oleh pulihnya tingkat konsumsi pemerintah dan melonjaknya nilai ekspor. Selain itu juga munculnya pertumbuhan konsumsi swasta yang menguat, didukung oleh nilai rupiah yang stabil dan menurunnya inflasi.

Tentu, kepercayaan tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat. Kepercayaan didapat dari hubungan. Sebuah hubungan diawali dengan sikap kebersamaan dan kesadaran bersama. Semakin banyak kesamaan antara kata-kata dengan fakta, maka semakin dapat dipercaya oleh publik. Semakin tinggi kepercayaan, semakin berat pula kerusakaan yang akan timbul akibat penyalahgunaan kepercayaan tersebut.

Jika pemerintah ingin perjalanan pemerintahannya sukses dan lancar, bolehlah pemerintah rajin-rajin menyapa publik, terutama publik yang selama ini kritis. Toh, kritisisme adalah sebuah vitamin bagi pemerintah untuk lebih energik dalam mengemban amanah yang tidak ringan ini. Jadi, ini juga bagian dari membangun kepercayaan untuk menjalankan kekuasaan yang amanah. Semoga.

** Rully Anwar adalah pemimpin redaksi Portal Berita Josstoday.com dan Bumntoday.com 

 

 

today review jokowi