Pakar Hukum: Indonesia Masih Krisis Demokrasi
Salah satu pembicara Ketum PP Muhammadiyah Dahnil Anzar. (istimewa)
JOSSTODAY.COM - Meski konflik di Indonesia sudah tidak terdengar. Namun, Indonesia masih saja dirasa mengalami krisis demokrasi karena masih terasa adanya ketidakadilan di negeri ini.
Hal itu dikatakan oleh beberapa pengamat saat mengisi acara Oase Bangsa dengan tema Pancasila Sakti yang diselenggarakan oleh Suara Muslim di Quest Hotel, Surabaya, Rabu (20/9/2017). . Diantaranya Pakar Hukum Universutas 17 Agustus DR Hufron, Ketum PP Muhammadiyah Dahnil Anzar, dan Sejarawan Prof Aminuddin Kasdi.
Dr Gufro melihat Perpu Ormas demokrasi saat ini masih dirasa ada keberpihakan yang membuat terus timbulnya gesekan kecil antar ormas.
"Kita tidak hanya perlu kesadaran hukum namun juga kesabaran hukum. Belakangan pemerintah tidak memiliki kesabaran hukum. Sehingga negara kita sedang menuju dari demokrasi ke otoriter", kata Hufron.
Selain itu, saat ini juga dirasa kurangnya pemahaman dari Pancasila. Sehingga, pembicara lainnya Danhil Anzar mengatakan jika Indonesia telah kehilangan ruh Pancasila yaitu dialog.
Ia beranggapan, jika dialog dapat menyadarkan banyak pihak tentang keberagaman yang ada di negara ini. Namun, belakangan ini ia merasa jika dialog yang terjadi tidak substantif, ditambah adanya destruksi politik yang merusak dialog.
"Kemarin destruksi politik membungkam Islam, hari ini kelompok kritis liberal di LBH dan YLBHI giliran dibungkam dengan mengarahkan kemarahan rakyat terhadap PKI" kata pria yang kerap disapa Dahnil itu.
Sementara itu, pembicara lainnya Prof Aminuddin Kasdi, menanggapi isu munculnya kembali PKI di Indonesia yang dapat merubah landasan konstitusi negeri ini.
Meskipun banyak isu yang masuk dan sempat meresahkan banyak pihak. Namun, Aminuddin mengatakan jika persoalan PKI di Indonssia telah selesai dengan mengadili pelaku G30S/PKI.
"PKI dan keturunannya telah dimaafkan, penuntutan PKI sebagai korban oleh pendukungnya itulah yang menimbulkan polemik" kata Prof Aminuddin Kasdi
Di akhir diskusi setelah ditanggapi oleh berbagai tokoh, narasumber di depan menyepakati bahwa ujian terberat bangsa dan negara adalah mewujudkan kesaktian Pancasila yaitu dengan menghadirkan keadilan sosial. Sebab, tanpa keadilan akan memicu perlawanan dan perpecahan.
Dalam Oase BANGSA kali ini turut hadir pula tokoh dari berbagai kalangan. Dari akademisi hadir DR Suparto Wijoyo dari Unair. Dari kalangan militer hadir Letkol Humaidi dari KOARMATIM. Dari kalangan ulama' hadir KH Khoruddin dari Surabaya. Selain itu turut hadir pula awak media, anggota Ormas hingga Mahasiswa. (ais)