Menimbang Gus Ipul-Anas

josstoday.com

Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas meraih Top Leader Annual Awards 2017 versi Portal Berita Josstoday.com. Penganugerahan bersamaan CEO Forum, di Surabaya, Selasa (19/9/2017), disaksikan ratusan akademisi, bupati dan CEO serta pemilik perusahaan di Jatim. (Foto: Faris Yarbo/Josstoday.com)

JOSSTODAY.COM - Oleh Rully Anwar **)

"Pasangan Gus Ipul (sapaan akrab Saifullah Yusuf) dan Azwar Anas ini pasangan ideal. Jatim jadi pertaruhan, sehingga PDIP perlu mengusung pasangan yang harus bisa memenangkan Pilkada Jatim. Awas lho kalau tidak menang di Jatim."

Demikian kata ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, saat mengumumkan pasangan cagub dan cawagub di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).

Menjawab teka-teki selama ini, PDI Perjuangan akhirnya mendeklarasikan pasangan calon yang akan diusungnya di Pilkada Jatim 2018. Gus Ipul-Azwar Anas menjadi pilihan partai ini untuk berlaga di Pilgub Jatim. Sesuatu yang saling berkaitan dengan turunnya rekomendasi pencalonan gubernur bagi Saifullah Yusuf dari Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB pada beberapa hari sebelumnya.

Sementara menunggu pasangan lain muncul, mari kita menimbang bagaimana peluang pasangan ini, seperti apa pasangan ini di mata publik?

Mari kita cermati hasil survei terkait nama-nama yang masuk bursa gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Sejumlah lembaga survei relatif seragam menghasilkan nama-nama yang beredar selama ini. Hasil sejumlah survei menunjukkan konfigurasi masing-masing hanya ada tiga figur utama yang paling diinginkan publik Jatim sebagai gubernur dan wakil gubernur.

Publik cenderung berkutat pada tiga nama untuk calon gubernur, yaitu Gus Ipul, Khofifah, dan Tri Rismaharini. Sementara nama-nama lain lebih kuat untuk masuk kategori calon wakil gubernur, yakni sama-sama ada tiga nama, diantaranya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan anggota DPR Hasan Aminuddin. Di luar itu masih banyak nama-nama lain, namun relatif kecil persentase elektoralnya.

Bila kita jeli, kita akan melihat, betapa Anas masuk dalam kategori skor nilai terbesar dipasangkan oleh siapa saja menjadi calon wakil gubernur.  Survei Alvara, misalnya, mencatat tingkat persetujuan pemilih terhadap Cawagub Abdullah Azwar Anas sebesar 58-62 persen bila dipasangkan dengan cagub Gus Ipul, Khofifah, dan Risma. Cawagub Budi bila dipasangkan dengan ketiga figur cagub itu mendapat tingkat persetujuan 22-25 persen. Cawagub Hasan memperoleh persetujuan 35-39 persen jika dipasangkan dengan ketiga cagub tersebut. Jadi nama Abdullah Azwar Anas sebagai cawagub mendapat paling banyak persetujuan, baik saat dipasangkan dengan Gus Ipul, Bu Khofifah, maupun Bu Risma.

Dari potret survei ini setidaknya PDI Perjuangan sudah selangkah di depan, yakni mendapatkan jago wakil gubernur yang paling mendapatkan persetujuan tertinggi responden. Tingkat persetujuan ini umumnya berhubungan erat dengan tingkat keterpilihan. Namun yang menjadi tantangan, khususnya bagi PDI Perjuangan adalah menjelaskan secara gamblang ke konstituennya soal tidak adanya kader dari partai ini yang dicalonkan, meskipun disinyalir Anas sudah memiliki kartu anggota dari partai ini sebelumnya. Namun, persepsi publik selama ini keduanya adalah representasi dari kader nahdliyin.

Bagaimanapun karakter pemilih Jawa Timur sebenarnya “terbelah” menjadi dua, antara tapal kuda yang sebagian besar berada di wilayah pantai utara dengan pemilih berkarakter nasionalis yang sebagian besar berada di wilayah mataraman. Konsep ini kemudian mengental dan sering diwujudkan pada koalisi hijau untuk menyebut sosok santri dan merah untuk mewakili sosok abangan, mataraman. Potret ini sampai hari ini masih relevan dibicarakan.

Ketika PDI Perjuangan mencalonkan Gus Ipul-Anas, banyak kemudian mata memandang ini sama-sama nahdliyin, tidak ada representasi dari tokoh mataraman seperti yang pada umumnya berlaku dalam konstelasi politik di Jawa Timur. Tentu, pilihan kepada pasangan ini sudah dihitung matang oleh PDI Perjuangan. Jatuhnya pilihan ke pasangan ini, penulis yakin partai pimpinan Megawati tersebut tidak sembarangan, grusa-grusu, apalagi tanpa perhitungan. Hanya saja mengkomunikasikan pada konstituen partai menjadi penting untuk dilakukan. Apalagi ini bisa menjadi amunisi bagi lawan politik atau setidaknya peluang bagi pasangan calon lain untuk melengkapi sisi yang menjadi kelemahan pasangan ini.

Terlepas dari itu, boleh jadi PDI Perjuangan tengah membangun kultur baru. Apa itu? Kultur memilih karena prestasi dan kapasitas. PDIP dalam koalisi bersama PKB seakan ingin membangun satu kesadaran baru di benak publik dan pemilih untuk tidak lagi mempermasalahkan, apakah latar belakang calon, apa agamanya, apa partainya, dan dari mana asal calon tersebut. Paling utama dari semuanya adalah rekam jejak dan apa yang sudah dilakukan sang calon untuk rakyat. Tentu, pengalaman menjadi Wakil Gubernur dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir ini, menjadi modal pengalaman bagi Saifullah Yusuf untuk bisa melakukan sesuatu demi Jawa Timur.

Apalagi sosok Anas, tentu pilihan Megawati didasari oleh rekam jejak pula dari bupati muda ini. Pengalaman memimpin sekaligus mengelola agenda pembangunan dan pengangkatan citra Banyuwangi sejauh ini sudah membuktikan Anas cukup sukses menjadi bupati. Potensi wisata Banyuwangi yang selama ini seakan “tertidur”, dibangunkan oleh Anas dan kemudian mendatangkan berkah bagi Banyuwangi. Kini wilayah ini menjadi poros baru pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, termasuk destinasi investasi dan wisata nasional, juga internasional.

Posisi Anas sungguh jadi bagian yang sangat klop bagi Gus Ipul. Wagub Jatim dua periode yang juga ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama atau PBNU,ini dikenal sebagai sosok pemimpin mengayomi, humanis, rendah hati dan terbuka. Kemampuannya dalam komunikasi dan silaturahmi harus diapresiasi, karena pemimpin yang punya bekal ini, adalah pemimpin yang akan membawa bangsa ini tetap satu dan maju. 

Kini, pasangan Gus Ipul-Anas sudah dideklarasikan. Dua tokoh yang diusung koalisi PDIP dan PKB ini sungguh telah memikat hati publik di Jatim. Menandai hal itu, sejoli tokoh pemimpin ini pun bersamaan telah meraih anugerah Top Leader Annual Awards 2017 versi Portal Berita Josstoday.com. Penganugerahan bersamaan CEO Forum, di Dyandra Convec Surabaya, Selasa (19/9/2017). itu, disaksikan ratusan akademisi, bupati dan CEO serta pemilik perusahaan di Jatim. 

Lalu bagaimana peluang Gus Ipul-Anas? Ya, tentu sangat besar. Karena sebenarnya kemenangan sebuah kontestasi itu dimulai dari rekam jejak sang calon. Kalau baik, punya nilai jual tinggi, dan didukung tingkat popularitas yang memadai, di atas kertas sudah memiliki modal yang sangat besar. Apalagi kemudian sosok sang wakil juga mampu memberikan insentif elektoral, tentu potensi menang lebih besar.

Gus Ipul-Anas, duet pemimpin yang tinggal menunggu siapa pasangan kontestan lawan di Pilgub tahun depan. Karena, kontestan lain juga memengaruhi seberapa besar peluang memenangkan perjuangan politik lima tahunan ini. Mari kita tunggu pasangan lain yang bakal meramaikan pilkada Jatim tahun depan. Yuk!

**) Rully Anwar adalah pemimpin redaksi Portal Berita Josstoday.com

today review gus ipul anas