Pengalaman dan Prestasi itu Kunci!

josstoday.com

Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H.Saifullah Yusuf bersama penulis. (Foto: Istimewa)

JOSSTODAY.COM - Irfan Arif Abdillah **)

Pengaman dan prestasi. Ya. Dua kata itu rasanya pas menggambarkan duet Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas. Betapa tidak, Gus Ipul, demikian panggilan akrab Saifullah, sudah hampir dua periode menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur. Sepanjang pemerintahannya mendampingi Gubernur Soekarwo, Jawa Timur relatif kondusif, sepi gejolak, dan bahkan secara ekonomi pertumbuhannya relatif terjaga.

Di sisi lain, Anas juga dikenal sebagai Bupati Banyuwangi dua periode yang sudah menorehkan prestasi yang tak terbantahkan. Tidak hanya regional maupun nasional, Banyuwangi sudah merambah dunia. Prestasi ini mengangkat Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata, baik domestik maupun internasional, bahkan sudah mampu menjadi alternatif lain bagi pelancong selain Bali.

Duet pengalaman dan prestasi ini akan menjadi penguat sekaligus modal sosial bagi pasangan yang diusung pertama kali oleh PDI Perjuangan dan PKB ini. Pasangan ini akan lebih mudah menjual dirinya dengan banyak kata kunci dan branding. Sebut saja, Anas bupati berpengalaman, berprestasi dan sudah diakui internasional. Gus Ipul? Apalagi, sudah pengalaman memimpin pemerintahan, dekat dengan semua kalangan dan kedua tokoh ini sama-sama lahir dari warga nahdliyin.

Banyak kalangan memperkirakan latar belakang yang sama-sama nahdliyin ini menjadi kelemahan pasangan ini. Jawabannya, belum tentu! Lihat saja karakter pemilih di Indonesia, dari hari ke hari semakin berkalkulasi. Pemilih kita sudah cenderung tidak lagi memikirkan dari mana calon berasal. Pemilih lebih suka pada sosok yang sudah terbukti bekerja. Untuk siapa? Ya tentu untuk rakyat Jawa Timur.

Nah, kembali soal pilihan, kenapa sama-sama nahdliyin dikhawatirkan? Kedua tokoh ini sudah membuktikan rasa nasionalismenya. Gus Ipul dari rekam jejaknya juga dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri. Gus Ipul bahkan pernah menjadi kader PDIP, demikian juga Anas yang ketika menjadi Bupati Banyuwangi diusung oleh partai berlambang kepala banteng tersebut. Kurang nasionalis apa keduanya coba? Apalagi baru-baru ini Anas juga menggelar ziarah kebangsaan yang mencoba meneladani dan membangkitkan memori publik pada sosok-sosok pahlawan nasional, khususnya Bung Karno.

Jadi tidak perlu khawatir jika keduanya terpilih, suara-suara dari masyarakat wilayah selatan Jawa Timur akan redup. Bagaimana redup, wong ke depan pembangunan Jawa Timur ini sudah diarahkan juga ke wilayah selatan yang notabene mataraman. Jalur lintas selatan sudah digagas dan harus diteruskan, maka tidak mungkin wilayah selatan tidak akan diperhatikan. Selain jalur lintas selatan, sektor pariwisata dan perikanan juga akan dikembangkan. Jadi rasanya sulit jika pasangan ini terpilih tidak menggarap selatan. Masa depan Jawa Timur juga ada di selatan. Tidak hanya wilayah utara. Setuju?

Apalagi penetrasi media yang begitu massif memberikan gerak langkah Gus Ipul dan Anas sepanjang menjabat selama ini akan memberi referensi pemilih siapa yang layak dipilih. Itu kelebihan yang sudah menjadi fakta. Selain pengalaman dan prestasi, pasangan Gus Ipul-Anas didukung koalisi PDIP dan PKB.  Secara matematis dukungan untuk Gus Ipul-Anas ini cukup kuat dengan topangan kedua partai terbesar di Jatim ini. Gabungan suara kedua parpol ini sudah mencapai 38%. Tentu ini masih berpeluang bertambah jika ada partai lain yang akan bergabung. Bisa Anda bayangkan dukungan 38 persen kursi di DPRD Jawa Timur akan menjadi modal politik bagi pasangan ini untuk bekerja lebih kuat dengan dukungan politik parlemen.

Artinya jika dihitung secara matematika, pasangan Gus Ipul-Anas relatif sudah menguasai kursi parleman. Meskipun dukungan partai tidak serta merta memberikan insentif elektoral kepada pasangan calon, dukungan besar di parlemen menjadi jaminan stabilitas progam-progam yang akan dijalankan oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Nah, bagaimana dengan pasangan lain? sampai kini baru nama Khofifah yang berpeluang besar menjadi pesaing utama Gus Ipul-Anas. Jika dilihat dari partai-partai pendukungnya, Khofifah sudah mengantongi dukungan dari Partai Golkar dan Partai Nasdem yang hanya 15%. Namun, kekuatan sosok Khofifah tetaplah menjadi pesaing kuat Gus Ipul. Betapa tidak, jika Khoffiah dipastikan maju, ini adalah pertarungan ketiga diantara keduanya.

Gus Ipul-Anas relatif bisa mengandalkan mesin partai, terutama di mataraman sebagai basis PDIP. Sementara, di atas kertas, Khofifah lebih berat tantangannya, selain basis Golkar dan Nasdem yang tidak begitu kental di Jawa Timur, mungkin nantinya hanya mengandalkan mesin PPP jika jadi bergabung karena Madura menjadi basis partai ini. Apalagi tantangan Khofifah lainnya adalah sosok calon wakil gubernur yang mendampinginya. Pekerjaan rumah Khofifah lebih besar harus dilakukan, sementara Gus Ipul-Anas lebih diuntungkan karena lebih dulu bisa konsolidasi dan mengkristalkan dukungan. Apalagi sebelumnya banyak rumor yang menyebutkan betapa alotnya dukungan partai ke Gus Ipul. Namun, ketika PDI Perjuangan mengumumkan panclaonan Gus Ipul-Anas, selesai sudah kalkulasi soal dukungan itu.

Kini, publik Jawa Timur tinggal menunggu siapa-siapa saja pasangan yang akan menjadi lawan Gus Ipul-Anas. Apakah hanya ada dua pasangan calon atau tiga pasangan calon? Itu semua menunggu dan membutuhkan waktu. Pertarungan memang masih panjang, namun konsolidasi lebih awal menjadi insentif positif bagi pasangan calon. Tidak saja mendulang perhatian sejak awal, namun juga bisa mengikat pilihan-pilihan pemilih sejak awal. Apalagi preferensi pilihan saat ini lebih tertuju pada pengalaman dan prestasi dari sang calon, karena itu menjadi kunci.  Mari kita saksikan tahapan-tahapan selanjutnya sambil ngopi!

**) Irfan Arif Abdillah adalah pengusaha muda, pegiat sosial dan mahasiswa Magister Manajemen Unair.

opini gus ipul azwar anas