Kemendes Dorong Promosi Ekonomi Daerah Perbatasan

Suasana Diskusi Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan, yangjuga mengahdarirkan pelaku usaha diantara ketua Kadin Surabaya DR Jamhadi. (Foto: Maratus Sholehah)
JOSSTODAY.COM - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia menggelar Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan untuk mempromosikan potensi investasi daerah perbatasan. Dalam forum tersebut dihadiri oleh investor swasta, BUMN/BUMD, pengusaha anggota Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) dan sejumlah investor luar negeri.
Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kemendes-PDTT Johozua Markus Yoltuwu menyampaikan pemerintah mendorong terus untuk memasarkan potensi wilayahnya kepada calon investor
"Kami berharap melalui upaya promosi dapat menarik investor untuk mengembangkan daerah perbatasan sesuai potensi di daerah tersebut," jelas Johozua Markus Yoltuwu saat pembukaan Forum Bisnis Daerah Perbatasan, di Surabaya, pada hari Selasa, 05 November 2017.
Menurut dia, daerah perbatasan memiliki potensi daerah yang terdiri dari beberapa aspek keunggulan, seperti bumdes(badam usaha milik pedesaan dan prokades ( program unggulan kawasan pedesaan). Bahkan, beberapa potensi produktif di kawasan perbatasan juga belum dilirik investor. Misalnya, mereka memiliki peternakan ayam puyuh, pertanian jagung dan lainnya. "Sebenarnya potensi produktif bisa dikembangkan melalui interited pharming, pengolahan peternakan untuk memperoleh pupuk organik dan biogas. Tentunya potensi ini kami harapkan dilirik investor," papar Johozua Markus Yoltuwu.
Saat ini, jumlah investor yang aktif hanya seputar industri pakan, ternak, jagung, tapioka, rumput laut. "Beberapa proyek sudah berjalan, kami harapkan terus masuk," kata dia. Maks menegaskan pemerintah berkomitmen mengentaskan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan menjadi salah satu sentra pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami optimis membangun dari pinggiran menjadi sentral. Melalui dana desa sebagai layanan masyarakat untuk investasi gerbang, tol, bisnis di wilayah jawa Timur, Makassar dan daerah Timur," papar Johozua Markus Yoltuwu.
Menurut dia, wilayah perbatasan adalah wilayah yang sangat terbuka karena bisa langsung melakukan interaksi dengan antar negara. Terlebih, banyak objek perbatasan komoditi yang dikembangkan di wilayah perbatasan mulai dari kelautan, pertanian, perkebunan, perikanan.
"Ke depan ada Program Keluarga harapan atau PKH, sembako, raskin, bbm, gas. Sekarang kami sudah menggelar rapat beras untuk kesejahteraan rakyat akan diaplikasikan dengan non tunai. Kami juga sudah kerjasama dengan beberapa perbankan untuk mendorong transaksi non tunai," kata dia.
Adapun, beberapa kabupaten daerah perbatasan yang sedang digenjot dengan produk unggulan yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Belu, Kabupaten Rote Ndao , Kabupaten Morotai, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
"Target kami bisa lahir desa mandiri di perbatasan. Kami pun terus melakukan persiapan akses untuk mendorong perkembangannya," papar Johozua Markus Yoltuwu. (Tus)
desa perbatasan daerah tertinggal