ICBWE Gandeng AJI Tekan Angka Masalah Kesetaraan Gender
JOSSTODAY.COM – Organisai Indonesia Coalition Business for Women Emporment (ICBWE) gandeng Aliansi Jurnalisme Indonesia (AJI) untuk melakukan Short Course Kesetaraan Gender di Dunia Kerja.
Board IBCWE, Suyono Reksoprojo mengatakan, jika tingkat partisipasi ekonomi perempuan di Indonesia masih rendah di kisaran 15-25 persen.
Ia menjelaskan, jika rendahnya angka tersebut karena beberapa faktor. Salah satunya, karena tantangan mencapai kesetaraan jender di dunia kerja yang masih terjadi.
“Bisa bersumber dari internal penyedia pekerjaan karena kebijakan yang tidak sensitif jender maupun faktor eksternal dalam bentuk norma dan pandangan yang cenderung mensubordinasi perempuan,” jelasnya.
Pria yang kerap disapa Suyono itu menambahkan, jika rendahnya partisipasi ekonomi perempuan terjadi karena perusahaan tidak menyediakan fasilitas yang mendukung perempuan untuk berkembang. Padahal, data MSCI World Index 2016 menunjukkan perusahaan dengan kepemimpinan perempuan yang dominan, memperoleh laba bersih (return on equity) 10,1 persen setiap tahun, dibandingkan perusahaan tanpa kepemimpinan perempuan, yang laba bersihnya berkisar 7,4 persen.
Direktur Eksekutif IBCWE, Dini Widiastuti, menambahkan sektor privat menyediakan sembilan dari sepuluh kesempatan kerja yang tersedia di negara-negara berkembang. “Namun jumlah perempuan yang berpartisipasi di dunia, kerja, di sektor formal secara global, kurang dari 50 persen," ujarnya.
Mengutip laporan Organisasi Buruh Dunia atau International Labor Organization (ILO). ILO, Dini menyampaikan kesempatan perempuan berpartisipasi di pasar tenaga kerja sektor formal 27 persen lebih rendah dari laki-laki.
Ia juga menyoroti adanya tantangan lain seperti keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat manajemen menengah hingga tingkat board, dan perbedaan penghasilan antara pekerja perempuan dan laki-laki. Karena merasakan masih adanya ketimpangan kesempatan itu makan IBCWE berupaya mendorong terwujudnya kesetaraan gender di dunia kerja melalui berbagai kegiatan,dan kerjasama dengan mitra-mitra.
IBCWE berharap bisa berkontribusi secara riil dengan mengambil peran langsung dan terjun ke publik. "Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya isu kesetaraan gender merupakan salah satu fokus dari IBCWE. Dan salah satunya adalah melalui media tradisional maupun digital yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat," ujar Dini menegaskan.
Sementara itu, Ketua AJI, Abdul manan mengaku, sangat mendukung langkah ini. Sebab, ia masih mendengar jika saat ini masih ada banyak fakta masalah kesetaraan gender yang belum terungkap.
"Kita masih juga kerap mendengar praktik ketidaksetaraan yang juga masih banyak terjadi,” katanya.
Ia mengaku, saat ini banyak banyak diskriminasi yang terjadi. Salah satunya adalah dengan tak memposisikan perempuan sebagai pencari nafkah utama seperti halnya laki-laki. Perbedaan perlakuan ini berdampak akses, kesempatan lebih luas pada leadership perempuan tapi juga terjadi diskriminasi dalam hal pengupahan. Akibatnya, perempuan kerap tak mendapatkan tunjangan untuk suami dan anaknya.
Salah satu bentuk diskriminasi di tempat kerja adalah dengan tak memposisikan perempuan sebagai pencari nafkah utama seperti halnya laki-laki. Perbedaan perlakuan ini berdampak akses, kesempatan lebih luas pada leadership perempuan tapi juga terjadi diskriminasi dalam hal pengupahan. Akibatnya, perempuan kerap tak mendapatkan tunjangan untuk suami dan anaknya. Padahal, jika laki-laki berkeluarga bekerja, ia mendapatkan tunjangan untuk istri dan anaknya.
“Karena itu penting membekali jurnalis pemahaman soal kesetaraan gender agar dapat mengali ketimpangan jender yang masih terjadi,” ujarnya. (ais)
ICBWE AJI Kesetaraan Gender