Pembangunan LRT Fase II Akan Melibatkan Investor
Sejumlah pekerja mengerjakan kereta Light Rail Transit (LRT) di pabrik kereta PT Inka Madiun, Jawa Timur, 7 Mei 2018.
JOSSTODAY.COM - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Fase II dengan rute Velodrome-Tanah Abang akan dilakukan dengan melibatkan investor. Rencananya investor ini yang akan membiayai pembangunan LRT, sehingga tidak menggunakan anggaran dari APBD DKI.
Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Uno menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bersama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pelaksana tugas sudah sepakat akan menggunakan skema pembiayaan Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk membangun LRT Fase II.
“Hasil rapat LRT, sudah diputuskan Fase II kita akan launching dengan skema KPBU (Kemitraan Pemerintah dengan Badan Usaha). Kita ingin badan usaha terlibat,” kata Sandiaga di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (23/5).
Untuk itu, pihaknya akan menggelar uji publik yang akan dimulai pada awal Juni mendatang. Dalam uji publik ini, Pemprov DKI akan menerima masukan dari dunia usaha sekaligus memberikan proposal mengenai rencana pembiayaan pembangunan LRT Fase II.
Untuk pendanaannya, Sandiaga memperkirakan pembangunan LRT Jakarta Fase II akan menghabiskan anggaran sekitar 500 hingga 600 juta dolar Amerika atau setara dengan sekitar Rp 6-7 triliun.
“Dengan konsep KPBU ini, kita akan melihat apa yang ditawarkan badan usaha dan akan kita bicarakan. Memang skema ini pemerintah harus menyediakan mungkin kombinasi hibrid antara flexibility payment atau kita harus menambah PMD ke Jakpro,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakpro, Satya Heragandhi mengatakan pihaknya akan melanjutkan pembangunan LRT Fase II dengan menggunakan dana dari investor.
“Kami telah membahas semua mekanisme pembiayaan dan konstruksi kepada Pak Wagub hari ini,” kata Satya.
Diungkapkannya, sudah beberapa investor yang tertarik untuk terlibat dalam pembangunan LRT Fase II. Ketertarikan mereka terlihat ketika pihaknya telah menyebarkan dokumen dan mensosialisasikan proyek LRT, termasuk terkait nilai investasi. Termasuk menyosialisasikan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
“Kami optimistis investor akan tertarik, sehingga dalam waktu dekat harus sudah siap untuk melakukan lelang. Terlebih LRT Fase Dua sangat strategis sebagai moda transportasi massal menuju Pusat Perniagaan Tanah Abang,” jelasnya.
Satya membenarkan nilai investasi LRT Fase II sekitar 600 juta dolar AS atau sekitar Rp 8 triliun, namun angka tersebut masih tergantung dari investor.
Dalam Fase II penambahan stasiun akan dilakukan, di mana saat perencanaan awal hanya enam stasiun, menjadi 10 stasiun. Pembangunan LRT Fase II diproyeksikan bakal dilakukan selepas perhelatan Asian Games atau jelang akhir 2018 ini.
"Kita upayakan bisa dibangun setelah Asian Games selesai,” ujarnya.
LRT yang sedang maupun belum dibangun diproyeksikan untuk terintegrasi dengan mass rapid transit (MRT) ataupun bus rapid transit (BRT). LRT fase I didatangkan dari Korsel dan siap dioperasikan pada Agustus 2018 mendatang saat Asian Games. Satu gerbong bisa mengangkut maksimal 300 penumpang. Anggaran yang dihabiskan untuk proyek LRT fase I mencapai Rp 6,8 triliun dari APBD 2017. (is/b1)
proyek LRT