Petualangan Mendaki Gunung Ijen

josstoday.com

Kawah Gunung Ijen. (Ist)

 JOSSTODAY.COM - Wisata alam adalah bagian yang juga menarik dijelajahi di saat libur lebaran atau libur sekolah. Berikut adalah laporan tim Backpaker Murah tentang petualangannya yang seru ke Gunung Ijen, Banyuwangi:

Gunung Ijen menyimpan pesona bagi siapupun yang mendakinya. Meskipun termasuk gunung yang landai dan ramah untuk didaki, jangan pernah anggap enteng atmosfernya yang penuh dengan asap api. Dengan ketinggian 2386 mdpl terletak di Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kawasan Ijen termasuk dalam gugusan Pegunungan Ijen, dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo.

Kami dari tim dari backpaker murah, tiba di stasiun Banyuwangi Baru pukul 9:30 malam dengan memanggul backpack besar dan tenda. Tak mendapatkan tiket Lion Air dari Jakarta tak membuat kami cemas, karena mendapat tiket kereta yang cukup terjangkau. Setelah berkemas dan menandaskan makan malam yang terlambat, kami lanjutkan perjalanan menuju kawah Ijen. Sekitar pukul sebelas malam, sebuah mobil jeep menjemput kami untuk menempuh perjalanan di medan offroad menuju kawah ijen. Jarak tempuh sekitar 1 jam menuju pintu masuk Kawah Ijen.

Jalan yang kami lalui sangat gelap dan licin karena sambutan rintik hujan mengguyur aspal menambah dingin udara sekitar. Berbagai tanjakan pun sempat membuat kami khawatir karena jeep yang kami tumpangi sedikit rewel. Tetapi Pak Michael sebagai sopir Jeep membuat kami lega memastikan jika mobilnya tetap dalam kondisi prima dan sedikit obrolan canda memecah suasana kebekuan.

Dari kota Banyuwangi, menuju ke Bondowoso dilanjutkan menuju Wonosari, lalu ke Sempol dan akhirnya ke Patulding yang merupakan pos terakhir menuju Kawah Ijen. Lalu untuk menuju Kawah Ijen, kami harus berjalan menyusuri tebing kalderanya. Sesampainya di tempat parkir kendaraan di pintu masuk Kawah Ijen, kami semua menurunkan barang bawaan dan bersantai sejenak karena waktu untuk melakukan pendakian masih lama.

Setidaknya kami harus tracking sekitar 10 km dengan berbagai model tanjakan menuju lokasi kawah. Perkiraan kami, butuh waktu dua jam berjalan kaki untuk mencapai lokasi. Persis jam satu dini hari, kami menyiapkan doublejaket, sarung tangan, penutup kepala dan hidung – apapun yang bisa membuat hangat di udara yang dingin menusuk. Jalan menanjak dan berkelok-kelok, udara dingin menusuk tulang, dan embun-embun pagi berubah menjadi percikan air serasa merayap di wajah.

Jalur pendakian dimulai dari jalur pavingkemudian berganti dengan jalur tanah. Di sepanjang perjalanan sudah banyak terlihat pendaki yang juga menuju Kawah Ijen. Ada yang beristirahat karena lelah, ada juga yang menunggu teman yang tertinggal. Jalur pendakian sebenarnya sangat mudah, jalur tanah dengan kemiringan 15-30 derajat.

Akhirnya kami memenuhi hasrat menuju ke puncak dan menikmati api biru di kawah ijen. Kami terkesima dengan pemandangan yang terhampar elok. Pegunungan Ijen dengan bongkahan kawahnya masih aktif mengeluarkan asap dan api biru di saat matahari belum muncul. Dengan suhu hanya sekitar 10 derajat celcius dan asap belerang, perjalanan panjang menjadi menantang. Meski menguras stamina untuk menuju ke sana, pemandangan cantiknya tidak akan bisa terlupakan selamanya. Sungguh sempurna!

(ab)

Gunung Ijen Wisata Wisata Banyuwangi