Aktivitas Gunung Agung Menurun, Warga Masih Khawatir

josstoday.com

Gunung Agung

JOSSTODAY.COM - Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana mengatakan, secara umum aktivitas kegempaan Gunung Agung relatif menurun, apabila dilihat dari jumlah kegempaan yang terhitung sejak enam jam terakhir. Kendati demikian, masyarakat yang berada di sekitar gunung tertinggi di Bali ini masih banyak yang khawatir akan ada erupsi susulan.

"Hal ini dapat diartikan aktivitas kegempaan Gunung Agung relatif rendah yang mengindikasikan pergerakan magma atau aliran magma ke permukaan lebih mendominasi daripada kegempaan," ujar Devy saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Agung, di Desa Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (6/7).

Menurutnya, untuk gempa vulkanik dangkal yang terekam dari seismograf terhitung sebanyak satu kali, dengan amplitudo empat milimeter, dengan durasi 12 detik, sejak pukul 00.01 Wita hingga pukul 06.00 Wita. Hal ini mengindikasikan masih ada pergerakan magma untuk bergerak ke atas permukaan kawah, sehingga saat ini kondisi Gunung Agung masih rawan atau memungkinkan untuk erupsi.

"Kalaupun lagi terjadi erupsi, yang akan terjadi nanti diperkirakan tidak lebih besar dari skala erupsi yang terjadi seminggu terakhir," katanya.

Dari data satelit termal, aktivitas erupsi Gunung Agung masih tetap terjadi meskipun dalam lajunya melambat. "Hal ini terekam dari satelit termal atau hotspot yang mengindikasikan material panas di atas kawah masih ada," ujarnya

Dikatakan lebih jauh, pihaknya belum bisa menyimpulkan bahwa di kawah Gunung Agung terjadi penyumbatan material panas, karena dari citra satelit terlihat bebatuan pijar mengeluarkan energi 14 megawatt, sehingga masih ada lava yang bergerak naik, meskipun lajunya melambat. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada warga agar tidak beraktivitas di dalam radius empat kilometer, karena di radius itu masih berpotensi terlanda material vulkanik, jika terjadi erupsi.

Khawatir
Sementara itu peningkatan kembali aktivitas vulkanik Gunung Agung, Karangasem, membuat masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) pinggiran Tukad Unda, Klungkung, mulai waswas karena erupsi gunung tertinggi di Bali ini rentan memuntahkan banjir lumpur dan lahar dingin di sepanjang sungai tersebut.

Tak hanya warga, wisatawan di objek Tukad Unda pun mulai waswas. Padahal, belakangan ini aktivitas kunjungan ke objek dan kegiatan foto prewedding di Tukad Unda, cukup ramai. Kondisi air Tukad Unda masih jernih atau belum dialiri lumpur pekat erupsi Gunung Agung, seperti pascaerupsi tahun 2017. Sehingga wisatawan masih bisa menikmati objek ini. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat banjir lumpur secara tiba-tiba, pihak pengelola objek pun memantau di sisi utara Tukad Unda.

“Kami bersama pemuda di sini harus membagi tugas. Sebagian teman ada yang berjaga-jaga di hulu atau di lokasi cek dam, mengawasi kemungkinan adanya peningkatan debit air,” ujar seorang warga di areal Tukad Unda, Ibas. Dia kerap membantu wisatawan dalam sesi pemotretan foto untuk pernikahan di Tukad Unda.

Sementara sebagian pemuda lagi membantu sesi pemotretan di antaranya jasa melempar air untuk background foto prewedding itu. “Kalau ada apa-apa teman kami yang ada di hulu segera memberitahukan kami lewat radio pesawat,” ujarnya. Dengan situasi erupsi ini sedikit saja mendung di utara (wilayah Karangasem) pihaknya sudah khawatir.

Selain itu, akibat erupsi Gunung Agung, rencana pihak Desa Akah, Kecamatan Klungkung akan mengembangkan objek wisata dengan memanfaatkan alur Tukad Unda, tidak bisa terwujud. Rencananya, alur Tukad Unda hendak dimanfaatkan untuk membuat kolam pancing, wahana perahu air berbentuk angsa dan lainnya. “Rencana sudah ada. Namun karena situasi erupsi Gunung Agung rencana itu dibatalkan. Hal ini juga sempat dibahas dengan pihak BPD (Badan Perwakilan Desa) dan bendesa pakraman,” ujar Perbekel Desa Akah I Nyoman Sujati.

Karena rencana dibatalkan tahun ini, maka anggaran untuk pengembanagn objek wisata itu dialihkan untuk betonisasi gang. Ke depan pihaknya berencana membuat wisata trekking di dekat alur Tukad Unda tahun 2020. “Mudah-mudahan saat itu kondisi Gunung Agung sudah kembali normal,” harapnya. (is/b1)

Gunung Agung