485 Hektare Lahan Padi di Lamongan Terancam Kekeringan

josstoday.com

Lahan padi kekeringan

JOSSTODAY.COM - Sekitar 485 hektare lahan padi di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan terancam kekeringan. Ratusan hektare lahan itu berada di lima desa, yakni Desa Sukorejo 75 hektare, di Desa Sukoanyar 150 hektare, Desa Tawangrejo 100 hektare, dan di Desa Wangunrejo 125 hektare serta 35 hektare lagi di Desa Turi.

“Memang belum terancam puso (gagal panen), tetapi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait harus segera menata ulang manajemen irigasi pertanian di wilayah Bengawan Jero,” ujar Bupati Lamongan Fadeli saat meninjau bendungan di kawasan Bengawan Jero, Senin (23/7).

Menurutnya, perlu ada penataan ulang manajemen irigasi di Sungai Bengawan Solo menuju Bengawan Jero. Sebab sudah ada bendung gerak di Babat Barrage dan Sembayat Barrage yang seharusnya bisa memberikan manfaat bagi petani Lamongan, terutama saat kemarau.

Fadeli meminta, agar air di Sungai Bengawan Solo tetap bisa mengairi lahan pertanian di wilayah Bengawan Jero meski saat musim kemarau. Agar tandon air Sungai Bengawan Solo berfungsi di saat kemarau, maka ia berharap pintu bendung gerak di Sembayat ditutup, sementara pintu di sisi bendung gerak Babat tetap dibuka. Selama ini tinggi muka air Bengawan Solo yang turun drastis saat kemarau membuat air tidak mungkin mengalir ke wilayah Bengawan Jero melalui pintu sluis.

“Makanya perlu dilakukan pengerukan di pintu sluis Dusun Mungsu, Desa Sugihwaras, Kecamatan Kalitengah maupun di Desa Palangan, Kecamatan Karangbinangun yang memiliki potensi tetap bisa mengalirkan air saat kemarau,” ujar Bupati Fadeli.

Untuk pintu sluis lain yang memiliki potensi serupa, ia sudah perintahkan Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan agar melakukan pemetaan jalur air dari Bengawan Solo.

Khusus terhadap 19 desa di 10 wilayah kecamatan di Kabupaten Lamongan yang masuk berpotensi mengalami krisis air bersih di musim kemarau ini, BPBD Lamongan sudah menyiapkan pasokan air bersih.

Kepala BPBD Lamongan, Suprapto mengatakan pihaknya memetakan beberapa kawasan di Lamongan ada 19 desa di 10 kecamatan semuanya berada di wilayah Lamongan bagian Selatan. Meliputi, Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, Modo, Kedungpring, Sugio, Sukodadi, Sambeng, Bluluk, dan Kecamatan Lamongan Kota.

“Ini sama dengan tahun 2017 yang lalu, krisis air bersih dan kekeringan selalu terjadi di musim kemarau,” katanya sambil menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan pasokan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan.

BPBD siaga 24 jam nonstop dengan tiga unit armada mobil tangki air untuk memasok air bersih yang diminta warga melalui kepala desa atau camat. Suprapto membenarkan, hingga hari ini baru Desa Bakalanpule di Kecamatan Tikung, Lamongan yang sudah mengajukan permintaan bantuan pasokan air bersih dan langsung dilayani. (fa/b1)

Lahan padi