Komitmen Jokowi, Risha untuk Korban Gempa Lombok

josstoday.com

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kedua kanan) meninjau kondisi rumah sakit lapangan di Tanjung, Lombok Utara, NTB, 13 Agustus 2018. Presiden Jokowi mengunjungi Posko Pengungsian di Pemenang, Tanjung, Gangga serta mengecek keadaan pasien korban gempa bumi di rumah sakit lapangan Tanjung.

JOSSTODAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap berkomitmen memberi bantuan perbaikan rumah bagi warga terdampak gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Formulasi yang dipilihnya adalah Risha, yaitu rumah instan sederhana sehat dengan keunggulan tahan terhadap goncangan gempa.

Perhatian terus diberikan Jokowi bagi warga terdampak gempa Lombok. Bantuan perumahan diberikan. Bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat, maka pemerintah memberi bantuan Rp 50 juta per kepala keluarga. Penyaluran bantuan rencananya dimulai Selasa (14/8). Hal ini bahkan disampaikan langsung Jokowi kepada warga di Lapangan Kantor Bupati Lombok Utara, Senin (13/8) malam.

“Saya hanya ingin berpesan. Pembangunannya nanti akan diawasi oleh Pak Gubernur. Kemudian, akan diberikan bimbingan oleh Pak Menteri PU,” ujar Jokowi.

Kepala Negara lalu menegaskan, warga Lombok harus bersedia membangun kembali rumahnya dengan teknologi tahan gempa. Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pun sudah menyiapkan tekhnologinya. Konsep rumah tahan goncangan gempa diberi nama Risha. Sebab, konsep Risha saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Nanti membangunnya harus rumah yang tahan gempa. Namanya sistem Risha. Jadi kalau ada gempa itu tidak goyah," tutur Jokowi.

Ada banyak pertimbangan yang dilakukan hingga akhirnya teknologi Risha dipilih. Sebab, wilayah di Lombok merupakan area rawan gempa. Sejarah bahkan mencatat, Lombok juga digoncang gempa besar pada 1979. Menurut kondisi tersebut, edukasi pembangunan perumahan tahan gempa diberikan. Medianya melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera).

"Saya juga baru diberi tahu, tahun 1979 dulu pernah gempa (besar) di sini. Rumah-rumah di sini harus mulai dibangun tahan gempa. Nantinya kalau terjadi apa-apa lagi, rumah tetap bisa berdiri kokoh," ucapnya.

Mengutip laman e-produk Litbang Kempupera, pembangunan rumah dengan menerapkan teknologi Risha telah diterapkan di Aceh. Menjadi treatment pasca bencana besar tsunami, sebanyak 10 ribu unit rumah dengan teknologi Risha pun didirikan. Salah satu keunggulan yang didapat dari teknologi ini ialah sifatnya yang fleksibel. Rumah ini pun mampu menahan goncangan gempa.

“Ada banyak aspek yang menjadi pertimbangan Presiden Jokowi. Yang jelas teknologi Risha ini sudah dipakai di Aceh. Dengan berbagai kelebihannya, teknologi Risha ini juga diharapkan sebagai solusi terbaik bagi Lombok,” jelas Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Risha merupakan rumah dengan konsep knock down. Proses pembangunannya tidak membutuhkan material konvensional, seperti semen dan bata. Teknologi Risha ini menggabungkan panel-panel beton dengan baut. Dengan itu, pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih cepat. Moeldoko menambahkan, warga Lombok butuh percepatan pembangunannya rumahnya kembali.

“Warga di Lombok perlu secepatnya memiliki kembali rumahnya. Risha solusi karena pembangunan rumahnya lebih cepat. Secara kualitas juga bisa dipertanggungjawabkan. Yang jelas, Presiden Jokowi ini selalu memberikan yang terbaik dan sesuai kebutuhan bagi rakyatnya,” kata Moeldoko lagi.

Secara kualitas, teknologi Risha memang bisa dipertanggungjawabkan. Setelah dikembangkan pada 2004, teknologi Risha ini dinilai telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Saat ini, total sudah lebih dari 60 wilayah di Indonesia yang mengembangkan teknologi Risha ini. Jumlahnya pun sudah mencapai ratusan ribu unit rumah.

“Semoga dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Risha, warga di Lombok bisa hidup nyaman lagi. Lalu, mereka membangun ekonominya untuk kesejahteraan keluarganya,” pungkasnya. (ba/b1)

Gempa gempa lombok gempa NTB