Ajeng Kartika Siap Garap Pemilih Milenial

josstoday.com

Ajeng Kartika

JOSSTODAY.COM - Artis FTV Ajeng Kartika siap menggarap pemilih pemula atau dikenal dengan pemilih milenial dalam ajang Pemilihan Umum Legislatif 2019 mendatang.

Artis berparas ayu pemilik nama asli Kartika Ayuningtyas itu, saat ini tercatat sebagai calon anggota legislatif (caleg) Partai Nasdem untuk Daerah Pemilihan Jateng 1 meliputi Kota Semarang dan Salatiga, serta Kabupaten Semarang dan Kendal.

"Saya siap menyapa pemilih pemula, remaja, dan ibu-ibu rumah tangga. Saya ingin serap dan dengar seperti apa suara mereka," ujar Ajeng dalam obrolan dengan pers di Semarang, Kamis (30/8).

Bersama timnya, pemain sinetron "Cinta Fitri" dan film "22 Menit" ini, Ajeng Kartika menyapa pemilih milenial dengan melakukan coaching clinic seni peran dan sinema kepada komunitas pelajar, dan pelatihan wirausaha kepada remaja serta ibu rumah tangga.

Di Semarang, Ajeng juga menimba ilmu dengan sastrawan Triyanto Triwikromo. Dia berdiskusi tentang bagaimana menguasai komunikasi media terutama menghadapi pertanyaan para awak media.

"Saya ingin belajar merangkai kata-kata saat menghadapi awak media. Sampai sekarang saya masih takut menghadapi wartawan," kata Ajeng.

Triyanto Triwikromo yang dikenal sebagai novelis dengan karya Bersepeda ke Neraka, Surga Sungsang, dan Kematian Kecil Kartosoewirjo, memberi banyak masukan.

"Kuncinya anggaplah semua yang dihadapi adalah teman lama. Pertanyaan media simpel dan mudah ditebak, tidak memikirkan isinya, yang penting adalah menganggap yang dihadapan kita adalah teman," jelas Triyanto.

Selain itu, ia juga memberikan masukan pada Ajeng, bagaimana untuk dekat dengan kalangan milenial dan kaum ibu-ibu.

"Pelajari ciri-ciri anak milenial, mereka suka media sosial, mereka suka dengan multimedia. Kemudian kekuatan ibu ibu, ambilah pasar ibu-ibu, kalau ada yang suka dengan zumba masuk di situ," ucapnya.

Ia mengungkapkan, era sekarang adalah era industri kreatif, masuk di kalangan milenial harus dengan bahasa yang tidak kaku, namun dapat mendekati dengan memakai bahasa yang gaul.

"Sentuh hatinya bukan sentuh pikirannya. Dunia sekarang bukan lagi pikiran tapi lewat hati," bebernya.

Dia mencontohkan, Gubernur Jawa Tengah Terpilih, Ganjar Pranowo bisa bertahan memimpin Jawa Tengah karena mau belajar budaya dan dekat dengan kalangan milenial.

"Gubernur terpilih Ganjar Pranowo dia belajar culture dan kebudayaan. Pertarungan di Jawa Tengah ibaratnya kontestasi nasional, pertaruhan yang luar biasa. Musuh Ganjar tidak hanya Sudirman Said, namun seluruh konflik yang ada di Indonesia," tandasnya. (gus/b1)

Caleg calon legislatif