Banyak Restoran Gunakan Gas 3 Kg di Yogyakarta

JOSSTODAY.COM - Elpiji bersubsidi tiga kilogram (gas melon), semakin langka di berbagai wilayah di DI Yogyakarta. Berdasarkan pemantauan di lapangan, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY menemukan banyak restoran yang menggunakan gas melon.
Ketua Hiswana Migas DIY, Siswanto menyatakan, sebenarnya pelaku usaha tidak diperkenankan menggunakan elpiji tiga kilogram.
“Kelangkaan gas yang saat salah satunya disebabkan restoran masih menggunakan gas melon, juga dikarenakan banyaknya orang yang tengah melakukan hajatan. Sebenarnya tidak boleh, karena mereka (restoran) merampas hak masyarakat kecil,” ujarnya, Jumat (7/9).
Kendati kelangkaan gas 3 kg terjadi situasional, atau karena masyarakat tengah banyak melangsungkan hajatan, namun untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya sudah memberikan pasokan tambahan elpiji 3 kilogram ke beberapa kecamatan yang ada di Gunungkidul dan Bantul.
Dikatakan, di Gunungkidul 3-4 kecamatan yang mengalami kekosongan pasokan gas sudah ditambah 2.800 tabung.
“Memang tidak semua diberlakukan sama, tambahan-tambahan tersebut diharapkan bisa mengatasi kekosongan, namun kami tidak sampai pada pengecer. Kami belum tahu apakah ada juga permaian di tingkat pengecer,” ujarnya.
Sementara itu, Sales Executive LPG Pertamina DIY, Raden Dorojatun Soemantri menegaskan usaha restoran, hotel, komersil, dan industri harus menggunakan gas non-subsidi.
"Tabung gas 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu," katanya.
Disebutkan, Pertamina bersama Disperindag Sleman menemukan restoran yang menghabiskan 14 tabung gas 3 kilogram dalam sehari. Dengan demikian restoran tersebut, menggunakan 420 tahung gas 3 kilogram dalam sebulan.
"Jumlah itu, setara dengan penggunaan gas untuk 140 kepala keluarga (kk)," ujar Dorojatun.
Ditamahkan Kasubag Ketahanan Ekonomi Disperindag Sleman Joko Mulyanto, dengan ditemukannya unit usaha rumah makan yang menggunakan gas 3 kilogram, pihknya terus menggencarkan pemantauan dan sidak hingga 17 September mendatang dan akan dilanjutkan pada Oktober.
Disebutkan, berdasarkan data Disperindag, lebih dari 50 usaha besar yang ada di Sleman menggunakan elpiji subsidi. Jika tetap ditemukan, Disperindag Sleman tidak segan-segan mencabut izin usahanya. (ba/b1)
gas elpiji