Bangun Karakter, PSSI Gelar Partnership Sport For Development

josstoday.com

 

JOSSTODAY.COM - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) membuat terobosan baru dalam hal pembinaan atlet usia muda. Bekerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) serta Federasi Sepak Bola Australia (FFA), PSSI menggelar program Partnership Sport For Development.

Program ini memiliki beberapa tujuan utama adalah untuk mencetak atlet yang berkualitas, serta yang paling penting menumbuhkan karakter yang baik dalam sepak bola.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria mengatakan, jika agenda ini dilakukan dengan pemberian materi pelatihan bagi pelatih yang mengambil kursus lisensi D.

“Ibaratnya seorang fotografer. Kami sedang berusaha mencetak fotografer yang handal. Jika mereka menguasai ilmunya, mau menggunakan kamera atau alat apapun hasilnya pasti bagus,” ujarnya.

Sekjen yang akrab disapa Tisha itu menjelaskan, jika program ini diadakan karena berkaca pada banyaknya hal negatif yang terjadi di lapangan. Misalnya, melakukan perlawanan terhadap wasit, kemudian tidak fair play, serta tidak menghormati antar pemain.

Sementara itu, Sebastian Weinand dari Department for Qualification and Coach Education DFB mengungkapkan, Indonesia adalah negara kesekian yang bekerja sama dengan DFB. Ia menambahkan bahwa program yang diberikan ke setiap negara berbeda-beda.

"Kerja sama ini akan sangat bagus untuk sepak bola Indonesia. Kami berharap semakin banyak anak yang bermain sepak bola. karena pembangunan manusia yang baik bisa dilakukan melalui sepak bola,” tutur Weinand.

Sedangkan instruktur pelatih dari FFA, Mike Cooper menjelaskan, FFA dalam enam hingga delapan tahun terakhir sangat konsen dengan pendidikan pelatih. Kini FFA ingin membaginya dengan negara tetangga, termasuk Indonesia.

"Kami percaya pembinaan sepak bola dapat menjadikan kehidupan lebih baik, dan membangun karakter anak-anak Indonesia,” ujar Cooper.

Jatim dan Maluku Jadi Project Pilot

Guna menyukseskan program ini, PSSI menunjuk Provinsi Jawa Timur dan Maluku sebagai pilot project. Alasannya tak lain karena begitu pesatnya pertumbuhan sepak bola di dua provinsi ini.

"Kami menunjuk Asprov PSSI Jatim dengan Maluku sebagai pilot project. Jatim sebagai penyangga Maluku. Mengapa Jawa Timur? Karena Asprov Jatim adalah yang terbaik dari segi manajemen di tahun 2017,” jelas Tisha.

"Selain itu, Jatim ini gudangnya pelatih handal. Karena target kita memang untuk pelatih mulai level terbawah," imbuhnya.

Ia pun berharap, nantinya dapat muncul banyak pelatih berkualitas dan mampu memberikan karakter baik terhadap atlet sejak usia dini. (ais)

 

 

PSSI Partnership Sport For Development