Kemdikbud akan Bangun Sekolah Darurat di Sulteng

josstoday.com

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, saat meninjau korban gempa di Palu.

JOSSTODAY.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo(Jokowi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memastikan kegiatan belajar mengajar pascagempa di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) akan segera dimulai. 

Untuk itu, Kemdikbud akan segera mendata baik siswa, guru, sarana prasarana maupun fasilitas pendidikan yang terdampak gempa bermagnitudo 7,4 tersebut. Selain itu, Kemdikbud juga akan membangun sekolah darurat dalam rangka mempercepat normalisasi proses belajar agar segera berjalan.

“Bersamaan dengan pendataan, kami upayakan segera ada kelas darurat, bisa berupa tenda yang sudah dimiliki Kemdikbud dengan standar UNICEF. Kalau terbatas kita akan buat sekolah darurat yang bisa menampung siswa dan modelnya sudah ada,” kata Muhadjir berdasarkan siaran Pers yang diterima Suara Pembaruan, Senin(8/10).

Selanjutnya, mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini juga berharap masyarakat bersama sekolah bergotong royong membangun kelas darurat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari lingkungan sekitar.

“Sudah kami siapkan anggaran dari Kemendikbud dan modelnya sudah ada seperti yang kita lakukan di Lombok, dengan Rp 30 juta, sudah bisa enam kelas. Bahannya tidak beli, hanya atapnya terpal dari Jakarta. Itu bisa bertahan sampai satu tahun, termasuk bantuan pelaksanaannya,” jelasnya.

Sedangkan untuk kebijakan jangka panjangnya, Muhadjir mengatakan, Kemdikbud akan mengadakan relokasi sekolah-sekolah yang sudah tidak dapat digunakan sekaligus menerapkan kebijakan zonasi yang saat ini sudah dilakukan.

Lebih lanjut, untuk menangani pelajar yang mengungsi ke luar Sulteng, Muhadjir mengimbau pemerintah daerah (pemda) lainnya mengedepankan fleksibilitas dalam menerima siswa baru terdampak gempa di Palu dan Donggala.

“Semua sekolah, di mana saja sekolah itu berada saya minta untuk bersedia menerima anak-anak yang dalam status pengungsi. Urusan administrasi tolong dibuat lebih fleksibel, kedepankan pemenuhan hak anak-anak untuk bisa terus belajar,” ujarnya.

Ia melanjutkan, bagi siswa yang telah memutuskan untuk pindah permanen, Muhadjir berharap sekolah di luar Palu dan Donggala, dapat melayani siswa dengan tidak mengedepankan proses birokrasi. “Intinya semua anak harus belajar tidak boleh tertunda karena bencana ini,” katanya.

Muhadjir juga mengakui, untuk menangani masalah pendidikan pasca gempa, diperlukan kerja sama semua pihak termasuk kementerian dan lembaga lainnya, terutama masyarakat dan pemda terdampak gempa di Sulteng.

Bersama relawan dari berbagai lembaga dan komunitas, Kemdikbud juga akan memberikan pelayanan psikososial dan psikoedukasi, serta trauma healing kepada para siswa dan guru.

Dalam kunjungan ini, Kemdikbud membawa tiga truk logistik bantuan bagi warga belajar di wilayah Palu dan Donggala. Bantuan ini berisi paket peralatan sekolah, peralatan permainan dan kesenian, alat tulis, dan kertas untuk keperluan sementara kegiatan sekolah, serta logistik untuk keperluan tenaga kependidikan. (is/b1)

Gempa palu