Pemprov Jatim Perkuat Pendidikan Vokasional Ciptakan SDM Berkualitas
Gubernur Jawa Timur, Dr Soekarwo (kanan) menerima cinderamata dari Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih usai mengisi acara Kongres V forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) di Aula Garuda Mukti Gedung Rektorat Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa (16/10/2018). (josstoday.com/Fariz Yarbo)
JOSSTODAY.COM – Dalam rangka memperkuat dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas dan berdaya saing, Gubernur Jawa Timur, Dr Soekarwo, berencana memperkuat dual track dalam pendidikan vokasional.
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu menjelaskan, jika hal itu menjadi penting guna mengantisipasi percepatan bonus demografi Jatim yang berlansung pada 2019 mendatang.
“Dual track strategy diterapkan pada jalur non formal (SMK Mini, BLK dan Madin) serta formal seperti SMK yang di link and match-kan dengan industri dan perguruan tinggi, serta filial antara SMK dengan PTN," hal tersebut disampaikan Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim saat Kongres V forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) di Aula Garuda Mukti Gedung Rektorat Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa (16/10/2018).
Ia menjelaskan jika bonus demografi yang terjadi pada 2019 ada sekitar 69,60 persen, yang akan lebih tinggi dari bonus demografi nasional sekitar 67,65 persen. Karena itu, saat ini SDM harus diperkuat dengan skill yang nantinya bisa diterima dalam dunia kerja.
Selain itu, ia menambahkan, jika saat ini banyak anak-anak lulusan SMK masih banyak yang menjadi pengangguran karena beberapa hal.
“Kasus di Tuban, lowongan kerja itu tidak bisa diisi. Pada waktu Holcim membuka pabrik disana kemudian ada lulusan yang dicari gak ada. Maka kemudian kita ambil langkah itu,” ujarnya.
“Yang jelas dari kelompok unskill dari 57-58 persen, itu tinggal 46 persen. Kedua posisi pengangguran kita terendah 3,8 persen dari nasional yang mencapai 5 persen. Oleh sebab itu, pendidikan vokasi secara besar-besaran dilakukan agar SDM Jawa Timur mempunyai skill mumpuni," ujarnya.
Pakde Karwo menjelaskan, sebagai langkah awal penerapan dual track, Pemprov Jatim melakukan morotarium SMA. Di mana memberlakukan rasio 70 persen untuk SMK dan 30 persen untuk SMA. Hasil morotarium tersebut berjalan dengan bagus di mana rasio SMA : SMK semakin meningkat, apabila pada tahun 2018 rasionya 69,43 : 30,56, pada tahun 2018 meningkat menjadi 37.98 : 62,02. Diharapkan pada tahun 2023 bisa mencapai 70:30.
"Dengan semakin banyaknya siswa yang sekolah di SMK, program double track Secara tidak langsung mengurangi kelompok unskill. Pada awalnya lulusan unskill sebanyak 57-58 persen, kondisi saat ini menjadi 46 persen," pungkasnya. (ais)
Pemprov Jatim Pendidikan Vokasional Pakde Karwo