Kembangkan Batik Ponorogo, Bupati Ipong Jajaki Kerjasama dengan Diskop Jatim
Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni sedang berdiskusi dengan pejabat Diskop Jatim di sela Pasar Rakyat Maulid, Selasa, (20/11/2018). (Dmr)
JOSSTODAY.COM - Bupati Ponorogo Drs H. Ipong Muchlissoni menjajaki peluang kerjasama dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro Pemprov Jatim, untuk mengangkat lagi warisan batik Ponorogo yang sudah ada sejak abad ke-15.
Bupati Ipong berharap ada kerjasama mulai dari pelatihan hingga pengembangan marketing secara digital, misalnya, mengembangkan market place seperti lewat bulalapak, blibli.com, shopee dan sebagainya.
Keinginan Bupati Ipong ini disampaikan kepada Kabid Pemasaran Dinas Koperasi Uaha Mikro Pemprov Jatim Drs Achmad Basuki, M.Si di sela-sela kunjungan ke stand pameran " Pasar Rakyat Maulid Nabi Muhammad SAW 1440-H" di Alun Alun Ponorogo Selasa (20/11) malam.
Menurut Basuki, keinginan Bupati Ipong akan disampaikan kepada Kadiskop UKM Pemprov Jatim."Pak Bupati berkeinginan kerjasama dengan Diskop Pemprov Jatim, khususnya digelar pelatihan membatik dalam rangka meneruskan warisan budaya leluhur. Karena batik di Ponorogo, walaupun sudah ada sejak lama, namun hampir punah, seperti kerajinan batik di desa Babadan, dulu jadi sentra batik di Ponorogo," jelas Achmad Basuki.
Ditambahkan Basuki, kelemahan UKM batik tradisional bila tanpa pelatihan-pelatihan dari dinas terkait, biasanya, coraknya kurang, warna alami juga masih kurang, juga biasanya masih mahal. "Prinsipnya Pak Kadiskop UKM Pemprov Jatim akan menyambut baik dan senang sekali," ujarnya.
Menurut sejumlah literatur, batik khas Ponorogo ada sejak abad Ke 15, saat itu ketika Ki Ageng Hasan Besari Tegalsari menikah dengan salah satu Putri Keraton Surakarta. Saat Itu lah kebudayaan Keraton Surakarta berupa seni batik dibawa ke Ponorogo.
Hingga awal Abad Ke-20 (Sekitar Tahun 1900-1930an), adalah era dimulainya industri batik di Ponorogo.
Sejumlah sumber mengabarkan, dahulu ada seorang pengusaha Tionghoa bernama Wi-Sing memiliki sebuah usaha produksi batik yang cukup besar, mampu memproduksi kain batik dalam jumlah besar. Produksi batik dari rumah produksi batik Wi-Sing ini dipasarkan hingga ke Malaysia dan Jepang.
Kesuksesan Wi-Sing inilah kemudian menginspirasi masyarakat Ponorogo mendirikan industri batik secara tradisional.
Ketika jaman Kemerdekaan, pada 1955, berdiri Koperasi Pembatik di Ponorogo, yang sudah mempunyai 150 anggota.
Industri batik Ponorogo meredup memasuji era 70-an hingga sekarang. Karena itu Bupati Ipong menjajaki kersama dengan Diskop UKM Pemprov Jatim untuk mengangkat lagi kekuatan batik Ponorogo. (dmr)