Presiden Minta Humas Tidak Sebarkan Hoax, Fitnah dan Kebencian

josstoday.com

Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Konvensi Nasional Humas 4.0 di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/12). Konvensi mengusung tema “Humas 4.0 Tantangan Kebangsaan dan Reputasi Indonesia”. Menurut Presiden peran humas sangat penting di tengah perkembangan dunia yang semakin kompetitif.

Presiden mencontohkan, pemerintah ingin mendatangkan wisatawan mancanegara. Promosi dilakukan ke berbagai negara. Apabila pemberitaan kurang tepat, lanjut Presiden, para wisatawan tentu urung untuk berkunjung ke Indonesia.

Demikian pula terkait investasi. Menurut Presiden, pemerintah telah menyederhanakan dan mempercepat perizinan. Namun, hal itu percuma jika citra Indonesia tidak dibangun positif di mata internasional.

“Di sinilah pentingnya peran kehumasan. Pada dasarnya peran humas adalah mensosialisasikan pesan positif dan prestasi-prestasi kepada publik agar terbangun kepercayaan dan reputasi lembaganya,” kata Presiden dalam sambutannya.

Menurut Presiden, humas perusahaan akan membangun kepercayaan, dan reputasi. Tanpa memberitakan keburukan perusahaan yang lain. Apalagi, menebarkan hoax, fitnah maupun ujaran kebencian.

Begitu juga humas pemerintahan. “Berkewajiban membangun reputasi pemerintah, membangun trust masyarakat kepada pemerintah. Tanpa memberitakan keburukan siapapun. Apalagi, sekali lagi, menebarkan hoax, fitnah, ujaran kebencian,” tegas Presiden.

Presiden menuturkan, seluruh pihak prihatin terkati maraknya konten-konten negatif, berita provokatif, adu domba, termasuk kabar
bohong. Sebab, hal tersebut sangat tidak mengindahkan etika dalam menyampaikan informasi

Bahkan, menurut Presiden, dengan kepentingan tertentu memang sengaja disebar untuk membangkitkan rasa takut, dan pesimisme. Selain itu juga menebar ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, dan juga perasaan-perasaan terancam.

Menghadapi itu semua, Presiden menyatakan, memang tidak cukup dengan regulasi dan penegakan hukum. Karenanya, diperlukan literasi digital sehingga warga masyarakat mampu memilih dan memilah informasi.

“Kemajuan teknologi informasi digital yang sangat cepat dan seimbang dengan standar moral. Sekali lagi, kemajuan teknologi informasi digital yang sangat cepat harus diimbangi dengan standar moral dan etika yang tinggi dari penggunaannya,” ujar Presiden.

Presiden mendukung gerakan Indonesia bicara baik. Pasalnya, gerakan itu merupakan gerakan sosial untuk hijrah dari pesimis menuju optimisme. Hijrah dari semangat negatif menjadi positif. Kabar hoax ke fakta.

“Dari kemarahan-kemarahan ke kesabaran-kesabaran, dari hal yang buruk-buruk menjadi hal yang baik baik. Hijrah dari ketertinggalan menuju ke kemajuan,” kata Presiden. Menurut Presiden, kritikan tetap dibutuhkan sepanjang berbasis data.

Namun, bukan pembodohan atau kebohongan. “Bukan narasi yang menebar pesimisme, narasi yang menakut-nakuti,” tegas Presiden. (gus/b1)

Konvensi Nasional Humas 2018 ujaran kebencian