Perkuat Kampung Siaga Bencana, Tutupi Kekurangan Early Warning System Bencana

josstoday.com

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

JOSSTODAY.COM - Kondisi Jawa Timur yang kini sedang darurat bencana ternyata tak dipersenjatai dengan alat early warning system yang memadai di seluruh daerah rawan bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengaku, jika saat ini baru ada 81 early warning system yang terpasang di beberapa desa rawan bencana, dari total 2.742 desa rawan bencana

"Early warning kita cuma 81. Itu yang fungsi mungkin cuma 46 karna letaknya. Jadi, ada early warning banjir, ada early warning tsunami, serta ada early warning tanah longsor," kata Suban saat ditemui usai mengikuti rapat terbatas dengan gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (4/4/2019).

Karena itu, dalam rapat terbatas tadi, kata Suban, jika early warning sistem menjadi pembahasan utama. Menurutnya, kendala utamanya pemasangan early warning ini adalah karena luasnya wilayah utamanya di kepulauan Madura.

Berdasarkan data, 81 early warning itu difokuskan untuk daerah dengan ancaman bencana yang besar. Di antaranya, 54 early warning untuk daerah rawan tanah longsor, 16 untuk daerah rawan tsunami, dan sisanya untuk banjir.

Menyiasati berbagai hambatan yang ada, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan jika perlu ada upaya preventif dengan memperkuat pengetahuan warga di desa rawan bencana.

"Sebetulnya kita berharap proses preventif seperti desa tangguh dan kampung siaga bencana ini yang kita haarapkan. Kita petakan dari 2.700 lebih desa bencana, baru ada 310 desa tangguh dan kampung siaga bencana," katanya.

Khofifah menjelaskan, jika langkah preventif dengan malakuka sosialisasi dan simulasi penanganan bencana lebih dapat membuat masyarakat paham akan tanda bencana, dan cara menanggulangi bencana itu. (ais)

Pemrpov Jatim BPBD Khofifah Early Warning System