Kemenangan Tuban Diwarnai Kericuhan
Para pemain Sidoarjo mengejar wasit Agung Setya usai pertandingan final sepak bola PORPROV Jatim VI 2019 di Stadion Bumi Wali, Tuban, Minggu (14/7/2019). (Josstoday.com/Fariz Yarbo)
JOSSTODAY.COM - Keberhasilan Kabupaten Tuban meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PORPROV) Jawa Timur VI 2019 pada cabang olahraga sepak bola diwarnai kericuhan.
Pertandingan sebenarnya berjalan lancar dan menarik hingga menit ke-90 ketika kedudukan 1-1 yang dicetak oleh Nur Avida (Tuban) di menit ke-74, dan gol balasan dari Dwiki Mardianto di menit ke-87.
Baru lepas menit 90, kericuhan terjadi ketika wasit Agung Setya dari Lamongan memberikan hadiah tendangan bebas kepada Tuban pada menit akhir pertandingan. Saat itu, bola sudah diamankan kiper Sidoarjo, namun pemain Sidoarjo lainnya yang beradu kecepatan saling bertabrakan. Alhasil, wasit memberi hadiah tendangan bebas kepada Tuban yang langsung mendapat protes keras pemain Sidoarjo.
Bahkan karena protes berlebihan, pemain Sidoarjo, Aldy Setya mendapat ganjaran kartu kuning. Selain itu, wasit juga mengganjar asisten pelatih Sidoarjo, Fachrudin, dengan kartu merah.
Setelah beberapa menit terhenti pertandingan kembali dilanjutkan. Pemain tengah Tuban, Ahmad Irham yang tampil sebagai penendang bebas melakukan tendangan plessing yang diarahkan ke sudut kiri gawang Sidoarjo. Gol itu sekaligus menutup kemenangan Tuban dengan skor 2-1.
Meski telah usai, protes masih terus dilayangkan pemain dan pelatih Sidoarjo kepada wasit. Bahkan, mereka melakukan tindakan anarkis dengan mengejar dan memukul para wasit yang bertugas. Karena kericuhan itu, kondisi semakin memanas ketika official dari Tuban dan suporter juga terlibat baku hantam.
"Itu adalah luapan kekecewaan pemain yang merasa dicurangi oleh wasit. Kami merasa sangat dirugikan karena tindakan-tindakan yang sangat tidak menjungjung tinggi sportifitaas seperti itu. Kami akan terima jika kalah dengan sportif, tapi dengan cara ini kami sangat tidak terima dan sangat menyakitkan hati kami sebagai pembina olahraga," ungkap Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sidoarjo, Franky Effendi, saat ditemui usai pertandingan di Stadion Bumi Wali, Tuban, Sabtu (13/7/2019).
Ia pun berharap, agar kecurangan ingin tidak terus menerus dilakukan oleh siapapun karena dapat mencederai sportifitas.
Di sisi lain, pelatih Tuban, Edy Sutrisno enggan menanggapi kericuhan yang terjadi. Hanya saja, ia mengatakan jika pemainnya telah berjuang keras untuk meraih juara.
"Alhamdulillah hasil ini sangat memuaskan karena target awal kita adalah meraih emas. Lalu, pemain hari ini bermain lebih baik dan disiplin daripada pertemuan pertama di penyisihan grup. Kemudian, kami mengubah strategi untuk menyerang melalui pemain sayap yang memiliki kecepatan, dan itu terbukti mampu untuk menerobos pertahanan lawan," ungkap Edy. (ais)
PORPROV Jatim VI 2019 Sepak Bola Tuban Sidoarjo