PBB: Pandemi Covid-19 Dorong Kemiskinan Ekstrem Global
Foto dokumentasi pada 28 September 2019 ini memperlihatkan Samar Ali Jaidi (kedua dari kiri), seorang anak perempuan berusia tujuh tahun yang menderita kekurangan gizi, makan bersama keluarganya di satu kamp penampungan untuk pengungsi Yaman. (Foto: AFP)
JOSSTODAY.COM - Pandemi virus Covid-19 mendorong jumlah orang di seluruh dunia yang membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup ke level yang baru. Pada Selasa (1/12), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan secara dramatis pandemi meningkatkan peringkat kemiskinan ekstrem hanya dalam satu tahun.
“Satu dari 33 orang akan membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air dan sanitasi pada tahun 2021, meningkat 40% dari tahun ini,” bunyi laporan PBB dalam Tinjauan Kemanusiaan Global 2021.
Jumlah itu berarti 235 juta orang di seluruh dunia, dengan konsentrasi di Suriah, Yaman, Afganistan, Republik Demokratik Kongo, dan Etiopia.
“Krisis masih jauh dari selesai. Anggaran bantuan kemanusiaan menghadapi kekurangan yang mengerikan karena dampak pandemi global terus memburuk,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Menurut laporan tersebut, negara-negara memberikan rekor US$ 17 miliar (Rp 240 triliun) pada tahun 2020 untuk tanggapan kemanusiaan kolektif, mencapai 70% dari orang-orang yang menjadi target bantuan, meningkat 6 persen dibandingkan dengan 2019.
Tetapi PBB memperingatkan bahwa mereka telah mengumpulkan kurang dari setengah dari US$ 35 miliar (Rp 494 triliun) yang dibutuhkan untuk mencegah kelaparan yang meluas, memerangi kemiskinan dan menjaga anak-anak tetap bersekolah dan meminta negara-negara kaya dunia untuk memberikan kontribusi keuangan.
“Dunia kaya sekarang dapat melihat cahaya di ujung terowongan. Hal yang sama tidak berlaku di negara-negara termiskin,” kata kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock.
Dikatakan bahwa negara-negara di seluruh dunia telah membuat kemajuan yang stabil sejak 1990-an dalam mengurangi kemiskinan ekstrem . Istilah kemiskinan ekstrem didefinisikan oleh Bank Dunia, pemberi pinjaman pembangunan multilateral, yakni orang-orang yang hidup dengan US$ 1,90 (Rp 26.843) sehari atau kurang.
Perhitungan PBB menunjukkan satu dari 33 orang membutuhkan bantuan dibandingkan dengan satu dari 45 orang tahun ini, angka tertinggi dalam beberapa dekade.
“Penutupan sekolah telah mempengaruhi sembilan dari 10 siswa di seluruh dunia, dengan hampir 24 juta anak berisiko tidak kembali ke sekolah pada tahun 2020,” kata PBB. (fa/b1)
PBB covid-19 Kelaparan Global Kemiskinan