BBM RON Rendah Picu Memburuknya Ekosistem Lingkungan

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Selain membahayakan lingkungan, bahan bakar minyak (BBM) dengan research octan number (RON) rendah menyebabkan kualitas udara menjadi menurun, dan berpengaruh kepada ekosistem global.

"Tak hanya kendaraan, tetapi juga kepada pengaruh udara yang berbahaya bagi lingkungan," ungkap Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan dalam siaran pers, Kamis (10/12/2020).

Karena itu, lanjut dia, masyarakat perlu dibiasakan menggunakan BBM yang ramah lingkungan. Bila terbiasa BBM oktan tinggi, lanjut Mamit, konsumen bisa merasakan sendiri manfaat bahan bakar ramah lingkungan. "BBM yang ramah lingkungan juga menguntungkan pemilik kendaraan," ungkap dia.

Upaya pemerintah melalui komitmen Paris Agreement dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran uUdara harus segera dilaksanakan. Untuk itu program Langit Biru perlu dioptimalkan.

Mamit mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera merevisi aturan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, terutama di Jawa Madura Bali (Jamali). Pasalnya aturan pendistribusian Premium bertolak belakang dengan Paris Agreement. "Kementerian ESDM harus segera merevisi aturan tersebut, sehingga tak ada lagi kewajiban pendistribusian Premium dan ini bisa diawali di Jamali," ujar dia.

Sementara pengamat otomotif Anton Fiat menilai penggunaan BBM dengan RON rendah berdampak kepada kesehatan. "Tentu itu akan berdampak kepada lingkungan, terutama udara yang dihirup, akan mengganggu kesehatan masyarakat," ungkap Anton.

Jalan terbaik, kata Anton, dengan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat, untuk beralih kepada BBM RON tinggi yang ramah lingkungan.

Dia mengatakan, BBM RON rendah akan membuat kualitas udara memburuk sehingga kesehatan masyarakat terganggu. Tak hanay itu, BBM RON rendah berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. (fa/b1)

BBM BBM Oktan Pencemaran Lingkungan Gangguan Kesehatan