OJK: Ditopang Stimulus dan Vaksinasi, Perbaikan Ekonomi Mulai Terlihat
JOSSTODAY.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati indikator perbaikan data perekonomian global dan domestik untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi yang didukung vaksinasi Covid-19 dan stimulus yang dikeluarkan OJK, pemerintah dan Bank Indonesia (BI).
"Perekonomian global dan domestik mulai menunjukkan perbaikan dengan berbagai indikator seperti aktivitas industri manufaktur, perekonomian rumah tangga dan penjualan retail yang semakin ekspansif," kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik Anto Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (29/4/2021).
Neraca perdagangan Maret juga tercatat surplus US$ 1,56 miliar melanjutkan kinerja positif 10 bulan terakhir. Sementara laju impor tumbuh 25,7% month to month (mtm) seiring kenaikan aktivitas industri manufaktur.
OJK juga mencatat laju suku bunga kredit terus menurun sehingga diharapkan bisa meningkatkan permintaan kredit dari sektor usaha. "Suku bunga kredit sektor konsumsi turun dari 10,95% (Desember 2020) menjadi 10,90% pada Maret 2021," kata Anto.
Sejalan dengan perkembangan positif tersebut pasar keuangan global termasuk Indonesia mengalami penguatan di bulan April 2021. Pasar surat berharga negara (SBN) terpantau menguat dengan rerata yield turun sebesar 20,2 bps di seluruh tenor.
Di sektor perbankan, kredit pada Maret 2021 tercatat tumbuh Rp 77,3 triliun mtm yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 11 bulan terakhir, walau secara yoy masih terkontraksi 3,77%.
Industri asuransi tercatat menghimpun premi asuransi pada Maret 2021 sebesar Rp 25,4 triliun. Sementara fintech P2P lending pada Maret 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 19,04 triliun atau tumbuh sebesar 28,7% yoy. Piutang perusahaan pembiayaan pada Maret 2021 masih terkontraksi sebesar 19,6% yoy.
Sementara hingga 27 April 2021, jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten di pasar modal mencapai 45, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp 47,07 triliun. Dari jumlah penawaran umum tersebut, 12 di antaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 74 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 63,82 triliun.
Anto mengatakan, profil risiko lembaga jasa keuangan pada Maret 2021 masih relatif terjaga dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 3,17% (NPL net 1,02%) dan rasio NPF perusahaan pembiayaan Maret 2021 turun menjadi 3,7% (Februari 2021: 3,9%).
"OJK tetap melakukan sinergi dengan pemerintah dalam memperluas akses pembiayaan kepada UMKM melalui peningkatan ekosistem digitalisasinya. Ke depan, OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap keberhasilan proses restrukturisasi lembaga jasa keuangan termasuk memperhitungkan kecukupan langkah mitigasi dalam menjaga kestabilan sistem keuangan," kata Anto. (fa/b1)
OJK Anto Prabowo Pemulihan Ekonomi Stimulus Ekonomi