Sajikan Kuliner Legendaris Khas Tuban, Bale Rasa Diserbu Pembeli

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Pada zaman dahulu, Ketika ada hajatan, becek merupakan sajian ‘wajib’ bagi masyarakat Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Karena rasanya yang gurih, becek menjadi makanan yang banyak digemari masyarakat, terutama di kampung-kampung. Namun, saat ini kuliner khas Tuban tersebut sudah sulit ditemui. Bahkan di acara hajatan juga sudah jarang menghidangkan menu ini.

Berangkat dari kerinduannya terhadap makanan legendaris tersebut, Andik Sutikno kemudian mempunyai ide membuat restoran yang menyajikan menu becek. Pria yang akrab dipanggil Andik Istimewa ini, pertama kali membuka usahanya pada 1 Desember 2020 lalu.

Saat itu kondisinya masih di tengah pandemi dan banyak usaha-usaha kuliner yang tutup. Namun andik tetap memberanikan diri memulai usahanya.

“Saat itu juga kebetulan saya ini kan bekerja dari rumah. Pada saat sendiri itu mikir mau digunakan apa rumah ini. Karena sebenarnya lokasi restoran ini kan rumah tempat tinggal. Kebetulan ada teman main kesini, begitu. Ngobrol, sharing-sharing. Terus muncul ide buat warung. Buat warung apa? Kan banyak warung tutup. Kita coba aja menu lokal. Contohnya apa? Saya nggak yakin waktu itu. Di Tuban itu ada becek. Becek itu sejenis gule dari daging sapi. Makanan yang biasanya disajikan ketika orang punya hajat. Nah, dari situ muncul ide bagaimana kita memunculkan kembali kuliner lokal dan mengobati kerinduan orang-orang yang usianya mungkin 30 tahun ke atas yang dulu punya kenangan masa kecil di kampungnya,” ceritanya.

“Sebenarnya becek itu kuahnya kentel. Lalu kita bikin lain, karena orang kecenderungan di usia dewasa menghindari santan. Kita kemas menggunakan wadah yang tradisional memakai mangkok tanah. Juga kita sajikan dengan nasi daun jati. Kita coba untuk membuka itu dan ternyata (masyarakat) antusias. Masyarakat tuban mendengar ini senang dan mereka serasa nostalgia menikmati kuliner jadul (jaman dulu). Becek di sini bisa dinikmati setiap hari, karena kandungan santannya dikurangi,” sambungnya.

Bale Rasa: Andum Rasa Nambah Bala

Dia memberi nama rumah makannya Bale Rasa. Nama ini diambil dari Bahasa Jawa yang artinya Ruang Tamu/Temu Rasa. Nama ini dipilih karena lokasi rumah makan yang berada di ruang tamu rumah sang owner.

“Kebetulan ruang tamu saya ini konsepnya Joglo Jawa. Dulu itu saya pakai untuk menerima tamu. Dalam bahasa jawa, ruang tamu itu bale. Maka dari itu dinamakan Bale Rasa. Sebenarnya awalnya itu bala (baca: bolo) rasa (bahasa jawa), artinya teman rasa. Tapi kalau bala, nanti khawatir orang bacanya bala’ (petaka). Akhirnya kita putuskan bale aja. Karena tempatnya di ruang tamu,” tuturnya.

Sebelum membuka rumah makannya, Andik melakukan survei konsumen terlebih dahulu. Dia meminta 6 orang temannya untuk mencoba masakannya. Kemudian, dia tambah untuk 20 orang. Hasil trial itu mendapat respon positif. Teman-temannya menyukai makanan yang disajikan tersebut.

“Mereka bilang cocok, sudah pantas untuk dijual. Akhirnya, di tanggal 1 Desember 2020 kita beranikan untuk membuka. Kita kemudian buat tagline: andum rasa nambah bala (berbagi rasa menambah teman). Di luar dugaan. Alhamdulillah launching itu banyak peminatnya,” katanya.

Lambat laun, restoran ini pun semakin dikenal. Tidak hanya makanan, tempatnya yang instagramable juga membuat orang senang datang ke Bale Rasa. Setiap harinya, Bale Rasa bisa menghabiskan ratusan porsi. Puncaknya adalah ketika Bulan Ramadhan tahun 2021. Tempat ini banyak digandrungi warga yang mengadakan acara buka bersama.

“Yang diuntungkan itu sekarang zaman medsos. Orang datang kesini, mereka potret-potret. Kebetulan lokasinya bagus untuk spot foto. Kesan tradisional. Dari situ, akhirnya viral. Sempat didatangi beberapa stasiun TV juga. Bulan Desember sampai Juli itu luar biasa. Setiap hari bisa masak 10 kg sampai 12 kg. Omset sekitar Rp 4-5 juta sehari. Sebulan diatas Rp 100 juta. Ketika lebaran, sudah mulai menyesuaikan dengan adanya PPKM,” ujarnya.

Andik pun sangat bersyukur, karena rumah makannya bisa diterima oleh masyarakat. Dalam kondisi pandemi, dia masih bisa berwirausaha dan dapat membuka lapangan kerja. Meski masih aktif sebagai pegawai di salah satu BUMN, tidak menyurutkan Andik untuk terus menjalankan bisnisnya.

Bekal Hari Tua yang Istimewa

Andik makin termotivasi menyiapkan hari tua, mengingat sebentar lagi dirinya akan memasuki usia pensiun. Menurut dia, keberanian untuk mencoba menjadi modal utama bagi wirausahawan. Dia meyakini, usaha yang dilakukannya tidak akan menghianati hasil.

“Mau sukses atau gagal tidak tahu. tapi kalau kita berani mencoba, ya dengan segala risikonya. Tapi yakin saja usaha dan niat yang baik, insyaallah Allah tidak tidur. Paling tidak, memberi kesempatan orang-orang yang belum mendapat pekerjaan. Itu bagi saya sudah menjadi pengalaman yang luar biasa bisa memberikan akses. Saya berusaha bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain meskipun sedikit. Saya juga belajar menyiapkan usia purna. Sekitar 12 tahun lagi tugas di BUMN sudah selesai. Saya melihat senior-senior saya ketika pensiun belum punya aktivitas. Pasti income menurun sedangkan kebutuhan masih sama. berawal dari situ, saya memberanikan diri untuk buka restoran,” kata dia.

Di masa mendatang, Andik optimis Bale Rasa bisa memiliki cabang di sejumlah kota. Dengan dibukanya cabang Bale Rasa, dia berharap masyarakat Tuban yang ada di rantau bisa tetap menikmati sajian kuliner kampung halamannya. Selain itu, juga bisa mengenalkan kuliner khas Tuban kepada masyarakat luas.

“Di bidang kuliner harus bertahan, kalau bisa maju. Karena kuliner tidak ada matinya. Karena orang itu pasti akan kilas balik. Dulu pernah makan rasa begini dan suasananya begini. Saya pikir konsep-konsep makanan seperti ini yang bisa dijangkau. Tidak hanya kalangan atas. Bisa bekerja sama dengan kawan-kawan yang lain. Impiannya untuk sukses bersama. Mendirikan di lintas kabupaten atau provinsi yang memungkinkan di situasi, kondisi, dan kultur yang sama. Akhirnya tetap kembali kepada penikmat kuliner. Mereka yang menilai. Tugas kami menyajikan dengan baik dan terus menjaga kualitas agar kepuasan dari konsumen itu terjaga,” pungkasnya. [Irf/Mif/Red]

 

 

 

kuliner tuban bale rasa kuliner legendaris tuban