Mendag: Kerja Sama Ekonomi Kawasan Dorong Perdagangan Global

josstoday.com

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi saat dialog KADIN dan Shopee Indonesia “UMKM Indonesia Menuju Pasar Global”, di Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. Diskusi membahas peran, peluang investasi, serta kondisi perdagangan yang berpengaruh pada perkembangan pelaku UMKM di Indonesia.

JOSSTODAY.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan, Indonesia akan melanjutkan reformasi perdagangan agar lebih terintegrasi ke dalam ekonomi dunia.

Hal itu disampaikan Mendag Lutfi dalam acara "Trade, Tourism, and Investment Forum Reviving Global Trade through Strengthening Regional Economic Partnership" yang menjadi bagian dari rangkaian Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 Digital Edition.

"Diharapkan forum ini dapat menghasilkan diskusi tentang tantangan, peluang, dan ide di sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi global. Diharapkan juga, forum ini dapat memberikan perkembangan kebijakan, informasi, dan strategi terkini ketiga sektor tersebut,” kata Mendag Lutfi, dalam keterangan persnya, Senin (25/10/2021).

Menurut Lutfi, koherensi kebijakan antara perdagangan, investasi, dan kawasan industri akan secara signifikan menguntungkan global, khususnya pemulihan dan pembangunan ekonomi.

"Perdagangan dan investasi yang tertanam dalam rantai nilai global dan regional adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan industrialisasi, pertumbuhan, dan menciptakan kondisi yang berkelanjutan, terutama pascapandemi Covid-19,” ucapnya.

Lutfi menjelaskan, Indonesia akan memastikan perdagangan dan investasi internasional dapat berkontribusi efektif terhadap pemulihan ekonomi global.

"Indonesia akan terus merundingkan perjanjian perdagangan dengan pemikiran yang sama, baik negara besar dan kecil, sebagai upaya untuk posisi yang lebih baik dalam rantai nilai global. Saat ini, Kemendag dalam proses negosiasi 23 kesepakatan perdagangan bilateral dan regional,” terang Mendag.

Sementara, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi yang paling besar dalam pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi dan investasi.

"Kalau dilihat dari perkembangan hasil survei, konsumsi sudah stagnan sehingga tinggal investasi yang akan didorong,” kata Bahlil.

Untuk itu, lanjut Bahlil, dibutuhkan kolaborasi antarinstansi dalam mengakselerasi. Terdapat tiga strategi untuk mendorong investasi, yaitu hilirisasi, insentif dan penyediaan alternatif kawasan industri, serta pemberian hak istimewa dalam bentuk insentif bagi investor yang berinvestasi di luar Jawa.

"Untuk hilirisasi, seperti nikel dan merambah komoditas lain, tetap menjadikan industri yang minimal 70% nilai tambahnya sudah harus masuk Indonesia. Sementara untuk insentif kawasan Industri, seperti di Batam, tanahnya pasti lebih murah dan izin akan diurus Pemerintah,” terang Bahlil. (is/b1)

Kemendag Perdagangan Bilateral Trade Expo Indonesia 2021