Mengintip Kemeriahan Pembukaan Perayaan Hari Wayang Nasional Ke-3

Acara pembukaan Hari Wayang Nasional ke-3 berlangsung meriah dan khidmat di di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, Minggu, 7 November 2021 malam. (Foto: Istimewa)
JOSSTODAY.COM - Pembukaan acara Living Intangible Cultural Heritage Forum (ICH) Forum for Wayang Puppet Theater (WPT) in Indonesia dalam rangka merayakan Hari Wayang Nasional Ke-3 berlangsung meriah dan khidmat, di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, Minggu (7/11/2021) malam.
Acara yang dibuka secara virtual oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu menampilkan atraksi pergelaran budaya Catra Nararya Bawana.
Catra Nararya Bawana merupakan defile, perarakan berbagai jenis Wayang Indonesia, dikolaborasi tarian Manortor dengan instrumen musik Gondang Batak, dan tabuhan Tifa Papua.
Pertunjukan ini merupakan sebuah repertoar dengan kombinasi dan komposisi yang mempresentasikan kearifan lokal Indonesia. Melibatkan para seniman, budayawan, akademisi, pejabat, birokrat, dan pecinta wayang Indonesia
Dalam sambutannya Anies Baswedan mengatakan wayang menjadi sumber dari kearifan dan moral lokal Indonesia. Wayang juga merupakan seni adaptif. Bisa dipadukan dengan jenis seni lainnya, mulai dari musik, peran, hingga tari-tarian.
“Wayang tidak hanya seni pertunjukan sebagai tontonan, tetapi sebagai tatanan juga tuntunan,” ujar Anies Baswedan.
Sambutan lainnya disampaikan secara virtual oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dan Ketua DPD AA Lanyalla Mahmud Mattalitti.
Hadir di acara pembukaan ini antara lain, Nurrachman Oerip, (Ketua Pelaksana Program Living ICH Forum for WPT in Indonesia), dan Eny Sulistyowati (Ketua Bidang Humas dan Kemitraan Sena Wangi), Ketua Umum Pewangi (Persatuan Wayang Orang Indonesia) Luluk Sumiarso, Kabul Budiono (Dewan Pengawas TVRI), Ninok Leksono (wartawan senior dan pengamat budaya), serta para penggiat seni budaya lainnya.
Sebelumnya Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjoyo mengatakan peringatan Hari Wayang Nasional ke-3 menjadi momentum puncak kesadaran, persatuan, dan kecintaan masyarakat terhadap salah satu kebudayaan bangsa Indonesia.
Peringatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat dalam melestarikan, mengembangkan, dan mengkaji wayang dalam rangka mewujudkan kebudayaan nasional yang dinamis dan modern.
Hal ini antara lain yang melatarbelakangi diselenggarakannya acara ”Living ICH Forum for WPT in Indonesia 2021” dalam rangka merayakan Hari Wayang Nasional Ke-3, di Jakarta, 7-9 November 2021.
“Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-3 tahun 2021 ini sekaligus rintisan awal menjadikan Indonesia sebagai rumah wayang dunia,” ujar Suparmin Sunjoyo, di lokasi acara Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur.
Menurutnya perhelatan budaya yang diselenggarakan Sena Wangi ini dibagi dalam tiga format kegiatan, yaitu atraksi, diskusi, dan ekskursi. Acara diisi dengan berbagai kegiatan secara off-line dan virtual selama tiga hari berturut-turut.
Banyak tokoh, pejabat, birokrat, seniman, dan budayawan, pendukung acara ini. Mereka tampil secara offline dan virtual, baik sebagai pengisi acara pergelaran maupun sebagai narasumber diskusi.
Mereka antara lain, Restu Gunawan (Kemedikbudristek), Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono (Kepala Biro Humas dan Protokol BNN), Sudarko Prawiroyudo (dalang), dan Mohamad Sobary (budayawan).
Tampil juga Kasidi Hadi Prayitno (Guru Besar ISI Yogyakarta), Ki Sigit Ariyanto (Dalang Wayang Kulit Gaya Surakarta), Destiyan Wahyu Setiadji (tokoh muda generasi penerus wayang), dan Dewi Sulastri (penari tradisi), Agus Prasetyo (aktor dan sutradara Wayang Orang), dan para tokoh lainnya.
Selama tiga hari berturut-turut, 7 – 9 November 2021, kegiatan ini akan diisi dengan berbagai acara antara lain, pergelaran wayang klasik dan kontemporer yang diikuti peserta dalam dan luar negara. Pergelaran ini disiarkan secara live streaming melalu channel Youtube Sena Wangi.
Jenis penampil meliputi pergelaran Wayang Kulit Purwa gaya Surakarta, Drama Wayang Swargaloka, Wayang Revolusi, Wayang Vietnam, Wayang Thailand, dan Wayang Betawi, yang dilaksanakan secara live streaming.
Acara lainnya berupa diskusi dengan format talkshow dan seminar berskala internasional. Menghadirkan para pakar dan penggiat wayang dengan berbagai tema kajian yang juga dilaksanakan secara live streaming.
Narasumber antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut-Institut Seni Indonesia, Perwakilan Unesco di Jakarta, anggota ASEAN Puppetry Association (APA), Singapura, dan Belanda.
Berbagai topik talkshow dan seminar antara lain "Konektivitas Pemajuan Kebudayaan dengan Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan", "Peran Wayang sebagai Sarana Pembangunan Karakter dan Jati Diri Bangsa", serta "Tantangan dan Peluang Pemajuan Seni dan Budaya Wayang di Masa Depan".
Sementara program ekskursi menampilkan keragaman budaya kuliner Nusantara, produk industri kerajinan wayang dan produk turunannya, serta berbagai ragam produk kerajinan seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
“Program ekskursi menjadi sarana promosi budaya, industri kreatif, dan potensi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), membuka akses pasar dunia melalui wayang. Sehinga destinasi wisata budaya dapat diketahui di luar negeri. Di sini salah satunya peran Sena Wangi,” ujar Ketua Pelaksana Program Living ICH Forum for WPT in Indonesia, Nurrachman Oerip.
wayang WTP ICH