Jokowi: Diperlukan Mobilisasi Kebijakan Tangani Perubahan Iklim

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan isu perubahan iklim sudah sangat sering dibahas dalam pertemuan global. Namun aksi di lapangan belum terlihat. Apalagi perubahan iklim juga dapat berisiko mempengaruhi energi dan pangan. Oleh karena itu dia menekankan perlunya memobilisasi beragam kebijakan di berbagai forum terkait perubahan iklim.

"Jangan melupakan bahwa kita menghadapi sebuah hal yang mengerikan, hal yang sering kita lakukan, sering kita bicarakan, sering diputuskan di dalam pertemuan-pertemuan global, tetapi aksi lapangannya belum kelihatan,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (21/3/2022).

Hal ini disampaikan Jokowi dalam Sidang Ke-144 Assembly of The Inter-Parliamentary Union (IPU) and Related Meetings. Dengan tema Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change.

Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa risiko perubahan iklim bisa mendisrupsi berbagai aspek kehidupan global, mulai kelangkaan energi, pangan, hingga gangguan logistik. “Sehingga secara sosial ekonomi dampaknya bisa mendorong kenaikan inflasi hampir di semua negara sehingga rakyat kesulitan dalam menjangkau harga,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Food and Agriculture Organisasi (FAO) mengatakan bahwa kerusakan tanah dan perubahan iklim bisa menyebabkan penurunan produksi pertanian hingga 50% di beberapa wilayah. Apalagi status kesuburan tanah di Amerika Serikat sudah kehilangan top soil (lapisan tanah atas) sebanyak 50%. Kemudian 75%-85% tanah pertanian di Eropa hanya memiliki 2% kandungan organik, sedangkan tanah pertanian di Indonesia hanya memiliki 0,5% kandungan organik.

Pada kesempatan yang sama, Dewan Pertimbangan Kadin dan Politisi Golkar Melli Darsa, mengatakan bahwa saat ini sudah tidak bisa dipungkiri langkah dunia ke depan harus sejalan dengan prinsip ekologi. “Ekosistem dan strategi pembangunan peradaban dunia ke depan, harus seimbang antara, ekonomi, kemanusiaan, dan ekologi. Sayangnya pada saat kemarin di COP26 Glasgow, aspek ekologi tidak diangkat secara holistik khususnya tentang risiko kepunahan tanah," kata Melli.

Dengan demikian, ia mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta dunia melihat tantangan dan risiko perubahan iklim secara holistik. Pasalnya energi dan pangan punya kaitan erat dengan air karena tiga komponen ini adalah the nexus that sustains life sehingga penting untuk menjaga kondisi tanah.

Sementara Ilmuwan Bidang Microbiology dan Agroecology Dr. Nico Wanandy mengatakan untuk menjaga nexus kehidupan tersebut, kesehatan tanah memainkan peranan sentral. “Kesuburan tanah dapat memberikan dampak luar biasa untuk kehidupan sosio-ekonomi dalam pencegahan perubahan iklim, termasuk perekonomian masyarakat, apalagi untuk negara agraris yang alamnya kaya seperti Indonesia," kata dia.

Jokowi Perubahan Iklim Transisi Energi Pangan