Alumni Rumah Kepemimpinan Surabaya Menggagas Diskusi #CakJB

josstoday.com

poster publikasi #CakJB (oleh Himas El Hakim)

JOSSTODAY.COM - Jumat malam (28/4) diskusi alumni RK distrik Surabaya yang bertajuk #CakJB (Cangkru'an Jumat Bengi) berlangsung hangat. Bertempat di Gedung Airlangga Corner lantai 2, Markas Airlangga Travel, #CakJB kali ini mengangkat tema tentang kegalauan pasca kampus. Tema ini cukup menarik perhatian dan kehadiran belasan alumni muda dari Unair dan ITS lintas angkatan.

Diskusi dipantik oleh Irfan Arif Abdillah, pengusaha muda dengan banyak bisnis. Sejak awal Mas Ipang adalah orang yang sudah tertarik di dunia bisnis dan organisasi. Saat SMA, disela kesibukan belajar dan sebagai Panglima Paskibraka, beliau mengembangkan usaha pulsa hingga berhasil membiayai sekolahnya sampai lulus.

Selepas SMA, kemudian meneruskan pendidikan tingginya di Manajemen UNAIR. Dengan segenap pengalaman organisasi dan jejaring di kampus dan non kampus, mampu menaikkan skill dan level bisnis beliau, sehingga ketika pasca kampus Mas Ipang tidak bingung hendak kemana.

Terbukti saat kuliah, pria yang pernah menjabat Direktur AcSES (Association of Sharia Economics Studies) FEB Unair ini berhasil menaikkan level bisnisnya dengan mendirikan beberapa perusahaan untuk mengakomodir beberapa lini bisnisnya dan bermitra dengan banyak pihak.

Ada yang menarik dari cerita Mas Ipang, dimana beliau belajar untuk dapat menerima penolakan dari klien dengan tetap menjaga hubungan baik.

Karena bisa jadi suatu saat kita bertemu lagi dalam situasi dan kondisi yang jauh lebih baik dan dapat menjalin kerjasama yang lebih besar dari yg sebelumnya pernah ditolak. Hal itu bisa terjadi karena profesionalitas dan keikhlasan (nothing to lose) serta selalu berusaha memberikan yg terbaik bagi klien dalam menjalankan bisnisnya.

Pemantik diskusi berikutnya adalah Cak Arif Fatchurahman, yang kini menjadi Direktur Perusaahaan Holding dari UNAIR yakni Airlangga Travel. Perjalanan Cak Arif sampai ke titik ini bukan perjalanan yang mudah.

Dahulu ketika masih di kampus beliau merupakan aktivis yang getol melawan kebijakan kampus bahkan hingga diancam DO. Namun meski melawan beliau tetap berusaha membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak, dan salah satu kekuatan beliau adalah kemampuan memaintain jaringan.

Beliau dikenal dekat dengan Gubernur, Rektorat bahkan lawan politiknya dalam gerakan. Dan perlawanan Cak Arif dahulu justru menjadi catatan kredibilitas beliau dimata lawan-lawannya yang tetap menjadi kawan baik secara personal yang pada akhirnya membuat beliau dipercaya banyak orang.

Diskusi lalu dilanjutkan oleh Cak Arif Syaifurrisal yang menggarisbawahi bahwa seorang aktivis harus mempunyai DAYA CIPTA.

Dimana ia tidak boleh bingung harus melakukan apa di dunia pasca kampusnya, namun juga harus memberikan manfaat sesuai passion yang dimilikinya. Hal ini terlihat dibuktikan beliau dengan melahirkan sebuah gerakan literasi yang jadi rujukan aktivis se-Indonesia yakni Pustaka SAGA.

#CakJB yang berlangsung hingga tengah malam ini mendapat respon yang baik dari alumni muda yang hadir dengan berbagai pertanyaan dan jawaban yang dilontarkan satu sama lain.

#CakJB adalah forum diskusi yang mencoba mewadahi dan mengakomodasi mahasiswa dan alumni muda dalam menghadapi dunia paska kampus, baik yang memilih berkarya di sektor privat, sektor publik, maupun di sektor ketiga dan dunia media, melalui diskusi dan sharing dengan tokoh dan alumni yang ahli di bidangnya. (lul/irf)

Alumni Rumah Kepemimpinan Surabaya Rumah Kepemimpinan Surabaya diskusi alumni RK distrik Surabaya