27.500 Ton Garam Tiba Di Surabaya
Salah satu truk saat menampung garam impor yang diangkut dari kapal MV Golden Miku di Dermaga Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (12/8/2017).(josstoday.com/Fariz Yarbo)
JOSSTODAY.COM – Sebanyak 27.500 ton garam impor dari total 75.000 ton garam yang diimpor Indonesia melalui PT. Garam dari Australia tiba di Dermaga Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (12/8/2017).
Direktur Keuangan PT. Garam, Anang Abdul Qoyyum, mengatakan jika garam impor ini akan di distribusikan ke Industri Kecil Menengah di beberapa provinsi.
“Garam-garam ini akan kita distribusikan untuk IKM (industri kecil dan menengah) di seluruh Jatim, Jateng, dan Kalimantan Barat. Serta sebagian akan kita distribusikan ke daerah yang membutuhkan,” katanya saat ditemui usai mengawasi jalannya proses pemindahan garam di Dermaga Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (12/8/2017).
Tidak hanya di Surabaya saja, masih ada dua kapal lain yakni MV Eco Destiny yang mengankut sebanyak 25.000 ton garam yang sudah tiba di Banten pada 10 Agustus 2017 untuk, dan satu lainnya kapal MV Uni Challenge yang membawa 22.500 ton garam yang direncanakan tiba di Medan 22 Agustus 2017.
Untuk garam yang tiba di Banten, akan disebar di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat, sedangkan untuk garam yang tiba di Medan akan didistribusikan ke seluruh provinsi di kepulauan Sumatera.
Namun, garam yang tiba di Surabaya ini belum langsung di sebar, sebab masih menunggu proses verifikasi IKM selesai. Untuk itu, PT. Garam masih akan menyimpan garam di gudang garam di Gresik.
“Kami masih belum tau, karena saat ini masih dalam proses verifikasi. Kalau sudah selesai baru akan kita distribusikan,” aku Anang.
Ia pun berharap dengan datangnya garam impor ini bisa menutupi kekurangan garam hingaa panen raya berlangsung pada akhir Agustus-. Serta, dapat menurunkan harga dari Rp 8.000 – Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 4.000 per kilogram.
Sementara itu, garam ini didatangkan dari Australia dengan alasan kualitas yang baik dengan kadar NaCl 97 persen. Selain itu, karena desakan waktu membuat Australia dipilih karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Indonesia, untuk bisa memenuhi permintaan pemerintah tiba pada 12 Agustus 2017. (ais)
Garam PT. Garam Garam Impor