Menjelajahi Gedung baru Perpustakaan Nasional
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menristek Dikti M Nasir (kiri) menyapa siswa TK dan SD saat meninjau Gedung Fasilitas Perpustakaan Nasional di Jakarta, Kamis (14/9/2017).
JOSSTODAY.COM - "Buku adalah jendela dunia". Ungkapan itu tampaknya diterapkan betul dalam pembangunan gedung baru Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Dari luar, gedung baru yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 14 September ini kelihatan seperti jendela. Bagian dalamnya juga meliputi ruang-ruang luas dengan konsep hemat energi yang memiliki banyak jendela.
Sebelum masuk ke bangunan dengan 24 lantai dan tiga ruang bawah tanah yang disebut-sebut sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia ini, ada semacam pendopo yang difungsikan layaknya museum.
Di sana ada empat ruangan, masing-masing dua di sebelah kanan dan kiri, yang menampilkan riwayat baca bangsa Indonesia.
Ruang Aksara menampilkan peta Indonesia di layar digital di salah satu sisi dindingnya. Layar tersebut dilengkapi dengan suara yang menceritakan kronologis rakyat Indonesia mengenal huruf.
Di sebelah Ruang Aksara, ada ruangan yang menyajikan penjelasan mengenai perkembangan media penulisan serta barang-barang yang menjadi saksi sejarah, seperti media tulis bambu, kayu alim, daun lontar, gebang, dluwang daluwang, kertas Eropa hingga kertas China.
Dan di selasar menuju gedung baru, naskah Nusantara asli dipamerkan dalam kotak-kotak kaca.
Ada Nagarakretagama karya Empu Prapanca yang ahsyur, dan Babad Diponegoro yang yang ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro. Keduanya masuk dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO.
Di pendopo museum juga ada buku-buku tentang presiden pertama Republik Indonesia Soekarno lengkap dengan foto-fotonya.
Gedung baru
Keluar dari pendopo museum, ada ruang terbuka hijau dengan bunga warna-warni menuju gedung baru.
Deretan lukisan presiden Republik Indonesia, mulai dari Soekarno hingga presiden ketujuh Joko Widodo menyambut pengunjung yang memasuki gedung.
Di tengah aula lobi utama berdiri rak buku yang menjulang hingga lantai keempat. Di atasnya terdapat langit-langit bergambarkan peta Indonesia. Rak tersebut menjadi spot foto favorit pengunjung.
Tangga berjalan berada di sisi kanan dan kiri aula, namun pengguna juga bisa memanfaatkan enam lift yang tersedia.
Naik satu lantai, ada Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan, tempat pengunjung bisa mendaftar menjadi anggota untuk dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Pendaftaran tidak memakan waktu lama. Ada belasan komputer yang tersedia bagi pengunjung yang ingin mendaftar secara mandiri.
Setelah mendaftar, pengunjung akan mendapat kertas nomor antre untuk memproses kartu keanggotaan di empat konter layanan yang tersedia.
Layanan
Perpustakaan Nasional menyediakan berbagai layanan. Di lantai 7 misalnya, ada layanan koleksi anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Area membaca anak dirancang penuh warna dan dilengkapi dengan mainan. Selain itu ada panggung mini untuk program-program khusus anak.
Sementara layanan disabilitas dilengkapi dengan deretan koleksi buku Braille, dan besi yang memudahkan para tuna daksa memilih buku sendiri.
Pengunjung juga dapat menikmati koleksi audivisual, mulai dari video pidato presiden Soekarno, VCD film berbagai genre, CD musik tradisional, hingga K-Pop.
Di area tersebut terdapat fasilitas untuk memutar VCD dan CD, juga Movie Theater mini untuk menonton film bersama. (fa/ra)