Ini Dia Prestasi Internasional Fakultas Vokasi ITS
Ridho Bayuaji ST MT PhD, salah satu inventor berpotensi dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil. (Foto: Istimewa)
JOSSTODAY.COM - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terus menghasilkan sivitas akademika yang berprestasi cemerlang, tak hanya level nasional tapi juga internasional. Kali ini prestasi membanggakan level internasional beruntun dipersembahkan dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi ITS dari ajang 11th International Warsaw Invention Show (IWIS) 2017.
Penghargaan pertama berupa medali emas dari tim juri ajang tersebut, kedua Spesial Award dari Presiden Romanian Inventors Forum berupa Euroinvent Medal, ketiga dari Chairman International Invention Innovation Competition in Canada berupa Special Honor of Invention, dan keempat dari Sekretaris Jenderal Dewan Riset Nasional Thailand berupa Award for the Best International Invention. Semua penghargaan tersebut diserahkan dalam ajang bergengsi bagi para inventor tingkat dunia tersebut.
Adalah Ridho Bayuaji ST MT PhD, salah satu inventor berpotensi dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil yang berhasil mempersembahkan semua penghargaan bergengsi tersebut. Inovasi yang dikembangkannya di laboratorium yang dikepalainya, yakni Laboratorium Material dan Struktur Gedung, adalah mengeksplorasi limbah material lokal agar bisa dimanfaatkan seluas-luasnya untuk bahan bangunan dan material konstruksi.
Inovasi tersebut dirancang Ridho bersama grup risetnya antara lain Prof Ir M Sigit Darmawan (Dekan Fakultas Vokasi ITS), Tri Eddy Susanto (periset dari Semen Gresik) dan Abdul Karim Yasin (mahasiswa S1 Terapan Teknik Infrastruktur Sipil ITS). Dalam grup riset tersebut, Ridho yang juga dosen Teknik Infrastruktur Sipil ini bertindak sebagai koordinator.
Kelayakan inovasinya tersebut ditandingkan di ajang kompetisi inovasi tingkat internasional 11th International Warsaw Invention Show IWIS 2017 di Warsaw University of Technology, Polandia. Ini adalah event inovasi yang sangat istimewa. Ajang ini didukung 32 negara yang terus berkelanjutan dalam inovasi dan paten yang tergabung dalam International Federation of Inventors' Associations (IFIA) dan the Association of European Inventors (AEI).
Negara yang hadir berpartisipasi di event ini antara lain Indonesia, Polandia, Rumania, Moldova, Rusia, Turki, Kanada, Malaysia, Republik Ceko, China, Iran, Taiwan, Maroko, Korea Selatan, Bosnia and Herzegovina, Thailand, Arab Saudi, Jerman dan Portugal.
Di ajang ini, suami dari Destari ini membuktikan bahwa putra bangsa Indonesia mampu beradaptasi dan mampu bersinergi agar sejajar dalam hal inovasi dan paten di level internasional. “Kami memperkenalkan kreativitas pemanfaatan limbah abu layang menjadi bahan pengikat dengan ide semen inorganik polimer sistem kering,” jelas bapak dua anak ini.
Menurut Ridho, keunggulan istimewa ide inovasi ini menjawab tantangan waktu ikat semen geopolimer yang sangat cepat dengan Fly Ash tipe C. Tepat tanggal 11 Oktober 2017 lalu, karya anak bangsa Indonesia ini dinyatakan layak memperoleh penghargaan medali emas dari tim juri IWIS 2017 tersebut.
Capaian prestasi ini telah dirintisnya sejak telah diselesaikan program Doktornya pada 2010 lalu di Universitas Teknologi Petronas, Malaysia. Jejaring risetnya terus diluaskan dengan merintis bersama periset geopolimer Indonesia dalam suatu Konsorsium. Tahun 2014, lahirlah Konsorsium Riset Geopolimer Indonesia (KORIGI) yang diketuai Dr Januarti (peraih Piala Adikarta 2017) dan posisi bendahara diamanahkan kepadanya.
KORIGI terus berkembang dan berhasil di tahun yang sama membangun jembatan kolaborasi riset geopolimer Malaysia di bawah Pusat Kecemerlangan Geopolimer dan Teknologi Hijau (CEGeoGTech) University Malaysia Perlis (UniMAP), Malaysia. Kegiatan kolaborasi ini terus berkelanjutan dengan tiap tahun diadakannya Malaysia-Indonesia Geopolymer Symposium (MIGS). MIGS ke-4 telah dilaksanakan di Universitas Negeri Malang (UM).
Peraih dosen berprestasi ke-2 tingkat ITS (tahun 2015 dan 2017) ini berhasil memenangkan medali emas di IWIS 2017 ini berkat hasil sepakat kerjasama kolaborasi setahun lalu antara Fakultas Vokasi ITS dan Fakultas Teknologi Kejuruteraan UniMAP tahun 2016. Keberlanjuan prestasi ini akan semakin ditingkatkan dengan mengajak inventor di ITS dan Indonesia untuk semakin rajin dan disiplin memanfaatkan Teknologi Terapan untum kemanfaatan nyata dan luas bagi Ibu Pertiwi dan rakyat Indonesia.
Ridho berharap penelitian dengan prestasi ini untuk keberlanjutan inovasi yang telah dicapai dengan perijinan pemanfaatan limbah abu layang di Indonesia yang masih terkendala dengan peraturan PP No. 101 Tahun 2014. “Perhatian ini perlu kesadaran semua anak bangsa Indonesia yang memiliki posisi terpenting di negeri ini, mari bersama bergandeng tangan untuk fokus kemanfaatan sumber daya di Indonesia yang sangat berlimpah ini menjadi kemanfatan untuk rakyat Indonesia,” tuturnya.
Khususnya, lanjut Ridho, terkait permohonan KORIGI tentang bantuan kerjasama pengambil kebijakan untuk meng-update peraturan pemanfaatan abu layang di Indonesia dengan mencabut PP No. 101 Tahun 2014. Sementara limbah batu bara ini sudah sangat luas dimanfaatkan di beberapa negara untuk bahan bangunan dan material konstruksi. “Beri kami kesempatan para peneliti dan inventor untuk membawa kemakmuran yang berlipat untuk rakyat Indonesia,” imbaunya.
Selain sebagai seorang inventor, Ridho juga punya hobi membaca dan menulis. Buku-buku yang telah ditulisnya antara lain Teknologi Beton Ringan, Mekanika Teknik Statis Tak Tentu dan buku-buku motivasi anak muda seperti Fokus Titik Kuat dan Turn The Pain into Power yang memberi pesan untuk terus memaknai dan mengenal diri sendiri agar senantiasa bersyukur dan terus bersyukur. (gus/hits)
Fakultas Vokasi ITS Inventor Level Internasional