Dispora Surabaya Lakukan Pembohongan Publik

Kadispora Surabaya, Afghani Wardhana (tengah), saat menghadiri hearing di Gedung DPRD Kota, Surabaya, Rabu (3/1/2018). (josstoday.com/Fariz Yarbo)
JOSSTODAY.COM - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya dianggap melakukan kebohongan publik kepada masyarakat Kota Surabaya. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, Armuji, saat memimpin hearing antara Dispora dengan pihak Persebaya Surabaya di Gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu (3/1/2018) siang.
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengaku jika Dispora membohongi pihak Persebaya Surabaya dengan klub internal ketika ingin mengusir tim keluar dari mess Karanggayam.
Saat itu, ia menerima laporan jika ada proyek renovasi lapangan untuk panahan, pembangunan lapangan futsal, serta pembuatan underpass. Namun, hal tersebut hanya cerita fiktif karena Armuji mengaku tidak ada anggaran untuk itu.
"Gak ada, gak ada renovasi disana. Sudah saya cek semua tidak ada anggarannya. Itu kan pembohongan publik," aku Armuji.
Menurutnya, tindakan tersebut sudah menyalahi etika. Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dianggap menghancurkan para mimpi anak-anak muda di Surabaya untuk bisa berprestasi.
Karena itu, ia meminta agar Dispora dibawah pimpinan Afghani Wardhana agar dapat memberikan prioritas lapangan dan mess Karanggayam kepada Persebaya untuk bisa meningkatkan prestasi sepak bola Kota Surabaya.
"Persebaya gak dapat uang dari kita, tapi mereka berhasil membanggakan nama Surabaya. Lah kok sekarang mau dipersulit. Apalagi, disana juga dilakukan pembinaan yang harusnya kita fasilitasi," ujarnya.
Sementara itu, Kadispora Surabaya, Afghani Wardhana mengaku, jika pembuatan lapangan Gelora 10 November sebagai tempat latihan Panahan sebagai langkah apresiasi pada atlet yang berprestasi untuk berlatih lebih giat.
Karena itu, ia menggusur kegiatan sepak bola Persebaya dari Gelora 10 November ke stadion lain untuk melakukan latihan.
"Kalau untuk latihan, kita kan punya banyak lapangan bola yang bisa digunakan. Contoh, misalnya Lapangan Colombo, Lapangan Keputih, Lapangan Pagesangan," ujarnya.
Namun, hal tersebut ditolak dengan tegas oleh Armuji yang mengatakan kondisi lapangan tak sesuai. "Kapene ajor kabeh ta sikil e arek-arek iki (Mau sakit semua kakinya anak-anak ini," sanggahnya.
Karena itu, Armuji meminta agar Dispora bisa mengijinkan Persebaya untuk latihan di Gelora 10 November. (ais)