Ekspor Migas Jatim Alami Penurunan

JOSSTODAY.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyatakan, nilai ekspor minyak dan gas (migas) yang dilakukan Jawa Timur pada tahun 2017 mengalami penurunan dari hasil ekspor sepanjang tahun 2016.
“Total ekspor migas tahun 2017 mencapai US$ 1.548 miliar, sedangkan ekspor migas tahun 2016 mencapai US$ 1.551 miliar. Dan untuk, nonmigas selama tahun 2017 mencapai US$ 1,419 miliar dibanding 2016 yang mencapai US$ 1,467 miliar. Untuk 2017, Ekspor migas dan nonmigas sama sama mengalami penurunan dibanding tahun 2016,” kata kepala BPS Jatim, Teguh Pramono saat ditemui di BPS Jatim, Surabaya, Senin (15/01/2018).
Pria yang kerap disapa Teguh itu menyebut, setidaknya ada 10 golongan nonmigas yang diekspor. Di antaranya golongan barang H2 digit yaitu perhiasan permata, kayu barang dan kayu, ikan dan udang, lemak dan minyak hewani/nabati, tembaga, bahan kimia organik, kertas/karton, beberapa produk kimia, perabot penerang rumah serta daging ikan olahan.
“Total ekspor 10 golongan barang nonmigas pada tahun 2017 mencapai US$ 11.620,27 juta dan tahun 2016 mencapai US$ 117,64 juta. Sedangkan untuk total kesuluruhan ekspor nonmigas pada tahun 2017 sebesar US$ 18.380,79 juta dan tahun 2016 mencapai US$ 17.944,07 juta. Perubahan total ekspor non migas tahun 2016 menuju 2017 mengalami penurunan hingga 1,22 persen. Untuk total ekspor nonmigas pada Desember 2017 mencapai US$ 1.418,83 juta dan November 2017 mencapai US$ 1.655,28 juta. Sehingga perubahan Desember ke November 2017 mencapai penurunan persentase hingga 14,28 persen,’’ jelas Teguh.
Teguh menjelaskan, bahwa ekspor Jawa Timur dipengaruhi oleh beberapa sektor diantaranya migas, pertanian, industri pengolahan, pertambangan dan lainnya dengan persentase penyumbang tertinggi ekspor mencapai 91,50 persen. Dan selanjutnya 8,50 persen disumbang oleh migas.
“Ekspor nilai sektor migas mencapai US$ 131,76 juta sektor pertanian mencapai 144,36 US$, sektor pengolahan industri 1269,71 US$ serta pertambangan dan lainnya mencapai 4,76 juta US$ dengan menyumbang tertinggi dari ekspor non migas ” ungkapnya.
Teguh menambahkan, pangsa ekspor nonmigas selama 2017 berada di Asean, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Tiongkok.
“Pangsa pasar terbesar pertama berada di negara Asean yang mencapai hingga US$ 3,97 miliar dengan 21,59 persen. Kedua, Jepang dengan nilai sebesar US$ 2,90 miliar dengan persentase mencapai 15,75 persen. Ketiga, Amerika Serikat yang mencapai US$ 2,34 miliar dengan persentase 12,72 persen. Keempat, Tiongkok US$ 1,74 miliar dengan persentase 9,49 persen. Terakhir, Uni Eropa dengan nilai US$ 1,60 miliar dengan persentase mencapai 8,77 persen,” tutup Teguh. (tus)