Pakar Olahraga: PON Empat Tahun Lebih Maksimal
JOSSTODAY.COM - Pakar olahraga asal Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Toho Cholik Mutohir mengatakan jika pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dua tahunan tidak terlalu mendesak untuk digelar. Sebab, ia merasa jika PON yang selama ini berjalan setiap empat tahunan dinilai sudah pas.
Karena selama ini, dalam PON empat tahunan telah dilaksanakan pertandingan baik dari cabang olahraga olimpik dan non-olimpik.
Hanya saja, pria yang kerap disapa Toho itu berharap agar pada PON nantinya agar diberikan batasan umur yang ideal. Misalnya, batasan umur 23 tahun.
"Tidak harus dipisah bagus juga, karena persiapan lebih matang. Karena konsepnya sama saja dengan PON umum dengan PON Remaja. Yang penting menurut saya harus ditentukan batasan umur mulai sekarang untuk kepentingan nasional," katanya.
Selain itu, ia menilai jika menurut teori untuk menjadikan atlet berprestasi dengan kualitas yang sangat baik membutuhkan waktu 8-10 tahun.
Ia juga melihat, jika PON dua tahunan akan menegasikan keberadaan cabor-cabor yang non-olimpik karena akan merasa terasingkan. Karena itu, Menpora harus memberikan ruang bagi para atlet non-olimpik agar terwadahi.
Tak hanya itu, ia juga optimis bahwa kesulitan dalam masalah penyiapan atlet yang membutuhkan dana yang sangat besar.
"Kalau dituntut dua tahun itu biayanya besar karena. Pada saat yang sama harus training camp ke sana sini. Terutama menurut saya handicap yang dialami daerah adalah anggaran," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Timur, Supratomo mengaku jika PON dua tahun tidak terlalu bermasalah baginya. Sebab, selama ini pembinaan atlet sudah dilakukan dengan baik.
Hanya saja, untuk PON dua tahunan pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menurutnya akan kesusahan dalam pengaturan anggaran.
"Kalau anggaran memang akan berat. Tapi, kalau masalah atlet kita baik-baik saja," akunya. (ais)
Menpora PON Toho Cholik