Jelang Puasa, Harga Sembako Merangkak Naik
Ilustrasi
JOSSTODAY.COM - Menjelang bulan Ramadan yang jatuh pada pertengahan Mei mendatang harga kebutuhan pokok masyarakat mulai merangkak naik meski tidak dalam jumlah besar. Kenaikan harga cenderung lebih disebabkan faktor psikologis karena memasuki bulan puasa dan ditambah pasokan sejumlah sayuran yang masih tersendat sehingga stoknya menipis.
Seperti di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara misalnya. Rizal (50) salah satu pedagang sayuran di lantai 2 mengungkapkan saat ini kenaikan paling terlihat ada di Brokoli yang meningkat dari Rp 20.000 menjadi 35.000.
"Sayuran yang paling sering di konsumsi masyarakat juga harganya sudah merangkak naik meski Rp 1.000-2.000. Contohnya bawang merah saat ini Rp 36.000, cabai merah keriting Rp 41.000," kata Rizal, Senin (7/5) pagi.
Harga timun dari Rp 8.000 menjadi Rp 10.000, begitu pula tomat dari 10.000 menjadi Rp 12.000. Sawi hijau terpantau di harga Rp 10.000 dan Pakcoi Rp 12.000
"Mungkin nanti jelang bulan puasa cabai bisa jadi 60.000. Semua harga mulai merangkak naik sedikit demi sedikit," tuturnya.
Komoditas jenis daging dan ayam potong juga terpantau masih tinggi dan cenderung naik. H. Omo (57) pedagang ayam menyebutkan harga ayam potong naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 45.000 per ekor ukuran sedang.
"Untuk ukuran kecil juga naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per ekor, prediksi kita saat mendekati lebaran bisa mencapai Rp 50 ribu," kata Omo.
Maman (47) menyebutkan untuk daging sapi murni dan segar asal sapi Bali dan NTT masih di angka Rp 120.000/kg dan bagian has dalam sebesar Rp 130.000/kg.
"Kalau Sapi asal Australia yang Rp 85.000/kg itu dagingnya basah, tukang bakso kurang suka untuk diolah lagi. Sapi jenis Australia harus dikarantina 3 bulan biar gak basah dagingnya," kata Maman.
Anah (75) warga Lagoa yang sedang berbelanja di Pasar Koja Baru menyebutkan kenaikan mulai terasa di komoditas telur ayam dari Rp 22.000 menjadi Rp 26.000 per kilogram. Ikan Mujair yang biasa ia beli juga meningkat dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000.
"Pasti jadi keluar uang lebih banyak mas, sedangkan pendapatan dari suami ya segitu-gitu saja, nombok iya mas," kata Anah. (gus/b1)
Menjelang bulan Ramadan kenaikan harga sembako